Liputan6.com, Jakarta - PT ABM Investama Tbk (ABMM) melaporkan kinerja keuangan sepanjang 2023. Perseroan mencatat pertumbuhan pendapatan tetapi laba turun pada 2023.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (1/4/2024), PT ABM Investama Tbk mencatat pendapatan USD 1,49 miliar pada 2023. Pendapatan Perseroan naik 3,28 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,44 miliar.
Beban pokok pendapatan bertambah 19,19 persen menjadi USD 1,1 miliar pada 2023. Pada 2022, beban pokok pendapatan tercatat USD 923,62 juta. Perseroan pun mencatat laba bruto turun 24,88 persen dari USD 521,90 juta pada 2022 menjadi USD 392,04 juta pada 2023.
Advertisement
Beban penjualan, umum dan administrasi naik menjadi USD 110,37 juta pada 2023 dari 2022 sebesar USD 105,06 juta. Pendapatan lainnya naik menjadi USD 47,75 juta pada 2023 dari 2022 sebesar USD 15,28 juta. Perseroan membukukan laba usaha USD 305,62 juta pada 2023. Laba usaha tersebut turun 22,76 persen dari 2022 sebesar USD 395,73 juta.
PT ABM Investama Tbk meraup laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 7,07 persen menjadi USD 289 juta pada 2023 dari 2022 sebesar USD 269,90 juta. Akan tetapi, total laba Perseroan turun 7,68 persen menjadi USD 315,62 juta pada 2023 dari 2022 sebesar USD 341,90 juta. Dengan demikian, laba per saham dasar naik menjadi USD 0,10497 pada 2023 dari 2022 sebesar USD 0,09804.
Ekuitas Perseroan naik 22,89 persen menjadi USD 758,92 juta pada 2023 dari 2022 sebesar USD 617,52 juta. Liabilitas naik 2,39 persen menjadi USD 1,39 miliar pada 2023 dari 2022 sebesar USD 1,36 miliar. Aset Perseroan naik 8,9 persen menjadi USD 1,15 miliar pada 2023. Perseroan kantongi kas dan setara kas turun menjadi USD 188,57 juta pada 2023.
Pada penutupan perdagangan Kamis, 28 Maret 2024, harga saham ABMM melemah 1,3 persen ke posisi Rp 3.810 per saham. Harga saham ABMM dibuka turun 10 poin ke posisi Rp 3.850. Harga saham ABMM berada di level tertinggi Rp 3.900 dan terendah Rp 3.800 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.090 kali dengan volume perdagangan 22.535 saham. Nilai transaksi Rp 8,7 miliar.
Raih Pendanaan dari Bank Mandiri
Sebelumnya diberitakan, PT ABM Investama Tbk (ABMM) beserta anak usahanya PT Cipta Kridatama (CK) kembali menandatangani fasilitas Perjanjian Kredit (PK) bersama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) senilai Rp 1,6 triliun.
Melalui fasilitas kredit dengan tenor lima tahun ini, ABM Group akan menggunakannya untuk membiayai belanja modal (capital expenditure/capex) pada 2024.
Selain penandatanganan PK, emiten yang fokus bergerak di sektor energi ini juga turut menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) penyusunan Environmental, Social, and Governance (ESG) Framework dan potensi pemberian pembiayaan hijau (green financing) berbasis Sustainability Linked Loan (SLL).
Bank Mandiri melihat upaya ABM Group dalam mengurangi emisi dari kegiatan operasional yang selaras dengan program pemerintah untuk pembangunan ekonomi rendah karbon. Bentuk dukungan yang diberikan Bank Mandiri menjadi perancangan skema pembiayaan, advisory dan investasi melalui pembiayaan berbasis ESG dan SLL.
Penandatanganan PK dan MoU dilakukan oleh Direktur Utama ABM Investama, Achmad Ananda Djajanegara bersama Senior Vice President Bank Mandiri, Helmy Afrisa Nugroho. Kegiatan tersebut berlangsung di Jakarta, Jumat (22/12/2023).
Advertisement
Perhatikan Aspek ESG
Usai penandatanganan, Andi menyampaikan ABM Group bersama Bank Mandiri memiliki tujuan yang selaras, yakni membangun bisnis berkelanjutan dengan memperhatikan aspek-aspek ESG.
“ABM Group bersama Bank Mandiri memiliki tujuan yang selaras, yakni membangun bisnis berkelanjutan dengan memperhatikan aspek-aspek ESG. ABM sangat berkomitmen untuk mengimplementasikan ESG, termasuk mendapatkan pembiayaan hijau,” ujar Direktur PT ABM Investama Tbk, Andi Djajanegara dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (24/12/2023).
Sebagai Wholesale Banking terbesar di Indonesia dan Market Leader ESG di Indonesia, Bank Mandiri memiliki aspirasi untuk berperan aktif dalam mendukung tercapainya target keberlanjutan nasional dengan visi Becoming Indonesia's Sustainability Champion for a Better Future.
Komitmen ini diwujudkan melalui penyaluran Sustainable Portfolio yang telah mencapai sekitar 25 persen dari total kredit bank wide per September 2023.
Green Portfolio
Dengan porsi Green Portfolio sebesar Rp 122 triliun, menjadikan bank pelat merah ini sebagai market leader pembiayaan proyek berbasis lingkungan di Indonesia sebesar >30 persen.
“Kami yakin peran institusi finansial sangat penting untuk mendorong dan mengakselerasi transisi nasabah menuju praktik bisnis yang lebih ramah lingkungan. Maka, kami sangat mendukung ABM Group ke depannya, terutama dalam hal perancangan skema pembiayaan, advisory, dan investasi melalui pembiayaan berbasis ESG dan SLL,” ujar Senior Vice President Corporate Banking Bank Mandiri, Helmy Afrisa.
Sebagai informasi tambahan, Sustainability Linked Loan (SLL) adalah instrumen pembiayaan dari perbankan keuangan yang memberikan insentif kepada debitur untuk mencapai tujuan kinerja berkelanjutan yang telah ditetapkan.
Untuk itu, Bank Mandiri dan ABM Investama akan bekerja sama dan berkomitmen penuh agar SLL maupun pembiayaan hijau sejenis lainnya dapat segera terlaksana di antara kedua belah pihak.
Advertisement