Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang lanjutkan koreksi pada pekan ini. Sejumlah sentimen akan membayangi IHSG mulai dari sidang putusan Mahkamah Konstitusi (MK) hingga konflik di Timur Tengah.
IHSG merosot 2,74 persen ke posisi 7.087,31 pada 16-19 April 2024. Pada pekan lalu, sektor saham teknologi dan transportasi & logistic memimpin koreksi. Sektor saham teknologi turun 8,06 persen, sedangkan sektor saham transportasi dan logistik susut 6,1 persen. Investor asing menjual saham sekitar Rp 4,51 triliun pada pekan lalu.
Baca Juga
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG berpotensi melemah terbatas pada pekan depan. IHSG berpeluang menguat level support 7.000 dan level resistance 7.150.
Advertisement
Herditya mengatakan, sejumlah sentimen akan mewarnai IHSG. Dari sentimen global, konflik Timur Tengah yang memanas masih bayangi IHSG ditambah pergerakan harga komoditas dunia. Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Di sisi lain, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menuturkan, pelaku pasar juga akan mencermati hasil sidang Mahkamah Konstitusi (MK).
“Sidang MK menuai polemik. Namun, pelaku pasar dan investor akan mencermati reaksi dari pasangan calon presiden dan pendukungnya. Meski ada gejolak, tetapi sementara,” kata Nico saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Senin (22/4/2024).
Ia berharap, semua pihak dapat menerima putusan MK dengan baik. Apabila semua pihak merespons positif, ia mengatakan, pasar akan mendapatkan bantalan di tengah pelemahan dan dapat mendorong IHSG menghijau.
Nico menuturkan, jika putusan MK sudah ketok palu terkait putusan atas gugatan sengketa hasil Pilpres 2024 akan menjadi sentimen positif. “MK ketok palu jadi sudah absolut mengenai calon presiden. Jadi langkah selanjutnya pelaku pasar akan mencermati kebijakan ekonominya, susunan kabinetnya,” ujar dia.
Sentimen dari dalam negeri lainnya yakni Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 23-24 April 2024. Nico menuturkan, suku bunga acuan BI masih tetap 6 persen.
Sentimen Global
Nico menambahkan, sentimen global juga masih akan mewarnai IHSG. Ketegangan konflik antara Israrel dan Iran, menurut Nico akan menambah tekanan ke IHSG.
Nico mengatakan, pelaku pasar juga akan mencermati rilis data PCE Deflator MoM dan YoY. Data tersebut, menurut Nico menjadi variabel utama bagi bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (The Fed) untuk memutuskan suku bunga. “Jika PCE deflator naik memberikan tekanan suku bunga tinggi untuk waktu lama,” tutur dia.
Data ekonomi lainnya yang akan dirilis pada pekan ini yakni data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat pada kuartal I 2024, wholesale inventories, klaim penggangguran, personal income dan personal spending.
Nico menuturkan, pasar saham Indonesia yang masuk emerging market sehingga akan rawan koreksi di tengah sentimen global. Namun, data ekonomi dalam negeri yang positif, menurut Nico dapat menjadi bantalan sehingga tekanan IHSG tidak terlalu besar. “Tekanan dari luar cukup tinggi, IHSG melemah masih sangat besar, tapi diharapkan tidak parah,” kata dia.
Advertisement
IHSG Berpotensi Melemah
Nico menuturkan, IHSG akan melemah pada pekan ini dengan rentang 7.060-7.110.
Adapun untuk sektor saham yang dapat dicermati, Nico memilih sektor saham perawatan kesehatan, seiring sektor saham tersebut termasuk defensive. “Selain itu sektor saham industri dan berkaitan dengan minyak serta emas,” kata dia.
Seiring ketegangan konflik Iran-Israel meningkat, Nico menilai hal itu berdampak terhadap saham emiten yang berkaitan dengan minyak dan emas. Untuk rekomendasi saham, ia memilih saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Sedangkan terkait minyak dan gas, Nico memilih saham PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Penutupan IHSG pada 19 April 2024
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah hingga penutupan perdagangan Jumat (19/4/2024). IHSG tertekan didorong geopolitik di Timur Tengah kembali memanas dengan seiring Israel dikabarkan serang Iran dan aksi jual saham oleh investor asing kembali berlanjut.
Dikutip dari data RTI, IHSG merosot 1,11 persen ke posisi 7.087,31. Indeks LQ45 melemah 1,62 persen ke posisi 920,31. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Jelang akhir pekan, IHSG berada di level tertinggi 7.167,20 dan terendah 7.036,20. Sebanyak 456 saham melemah sehingga menekan IHSG. 204 saham menguat dan 115 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.212.001 kali dengan volume perdagangan 18,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 13,8 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.251. Investor asing menjual saham Rp 838,18 miliar. Sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 12,12 triliun.
Mayoritas sektor saham (IDX-IC) tertekan kecuali sektor saham kesehatan naik 1,1 persen. Sektor saham teknologi terpangkas 2,78 persen, dan catat koreksi terbesar. Diikuti sektor saham transportasi merosot 2,46 persen dan sektor saham siklikal tergelincir 1,77 persen.
Sektor saham energi turun tipis 0,03 persen, sektor saham basic melemah 0,74 persen, sektor saham industri merosot 1,21 persen. Selain itu, sektor saham nonsiklikal terpangkas 0,92 persen, sektor saham keuangan susut 1,24 persen. Kemudian sektor saham properti melemah 1,62 persen, dan sektor saham infrastruktur turun 0,42 persen.
Mengutip Antara, bursa saham Indonesia dan kawasan Asia bergerak lesu pada perdagangan Jumat, 19 April 2024 merespons adanya peningkatan tensi politik yang sedang terjadi kawasan Timur Tengah.
Advertisement