Laba Anjlok di Akhir Tahun, Saham Alibaba Loyo 6%

Saham Alibaba ditutup turun 6% di AS setelah jatuh sebanyak 8,1% pada jam pertama perdagangan.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 15 Mei 2024, 13:00 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2024, 13:00 WIB
Virus Corona Mewabah, Kota Markas Alibaba Sepi Aktivitas
Seorang wanita berlari di depan kantor pusat Alibaba di Kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China, Rabu (5/2/2020). Pemerintah Hangzhou memberlakukan pembatasan pergerakan bagi warganya menyusul mewabahnya virus corona. (NOEL CELIS/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Saham Alibaba turun tajam pada hari Selasa (15/5), setelah laba bersih raksasa teknologi asal Tiongkok itu anjlok pada kuartal terakhir 2023.

Melansir CNBC International, Rabu (15/5/2024) Alibaba mencatat pendapatan sebesar USD 30,7 miliar, dibandingkan perkiraan 219,66 miliar yuan.

Laba bersih Alibaba yang diatribusikan kepada pemegang saham juga hanya mencapai 3,3 miliar yuan, turun 86% YoY. Saham Alibaba ditutup turun 6% di AS setelah jatuh sebanyak 8,1% pada jam pertama perdagangan.

Dilaporkan, Alibaba mengalami tahun yang sulit pada tahun 2023, ketika perusahaan melakukan perombakan struktur terbesar dalam sejarahnya.

Perusahaan ini juga secara terpisah menerapkan beberapa perubahan manajemen tingkat tinggi, dengan Eddie Wu mengambil alih kendali sebagai CEO pada September 2023.

Dalam upaya untuk mempertahankan kepercayaan kepada pemegang saham, Alibaba mengatakan pada awal tahun ini bahwa mereka meningkatkan program pembelian kembali sahamnya sebesar USD 25 miliar hingga akhir Maret 2027.

Selain itu, perusahaan yang berkantor pusat di Hangzhou ini juga meningkatkan upayanya di luar negeri di tengah perlambatan domestik, di mana Alibaba menghadapi meningkatnya persaingan dari pemain berbiaya rendah seperti PDD.

Pendapatan divisi Taobao dan Tmall, yang menaungi bisnis e-commerce Alibaba di Tiongkok, meningkat 4% YoY menjadi 93,2 miliar yuan. Angka ini lebih cepat dibandingkan pertumbuhan 2% pada kuartal sebelumnya.

Awal tahun ini, CEO Alibaba Eddie Wu berjanji untuk menghidupkan kembali pertumbuhan e-commerce tersebut dengan investasi lebih lanjut.

 

Bursa Saham Asia Dibuka di Zona Hijau, Nikkei Jepang Memimpin

Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Pasar Asia-Pasifik dibuka lebih tinggi pada hari Rabu, mengikuti kenaikan Wall Street semalam yang membuat indeks Nasdaq Composite mencapai rekor penutupan indeks saham tertinggi baru meskipun data inflasi kuat.

Dikutip dari CNBC, Rabu (15/5/2024), Indeks harga produsen untuk bulan April berada di 0,5%, di atas 0,3% yang diperkirakan para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones.

Reaksi awal pasar adalah negatif tetapi saham kemudian naik karena harga grosir bulan Maret direvisi turun untuk menunjukkan penurunan 0,1%.

Korea dan Hong Kong Libur

Pasar di Korea Selatan dan Hong Kong tutup pada hari Rabu karena hari libur umum.

Investor juga menilai anggaran tahunan Australia yang dirilis pada Selasa malam.

Di Australia, indeks S&P/ASX 200 dibuka lebih tinggi 0,44%.

Nikkei 225 Jepang naik 0,75%, sedangkan Topix yang lebih luas bertambah 0,53%.

Wall Street Menguat

Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Semalam di Wall Street, saham-saham berakhir lebih tinggi pada hari Selasa karena investor menunggu laporan inflasi utama.

Nasdaq Composite naik 0,75% dan ditutup pada rekor tertinggi 16,511.18.

Dow Jones Industrial Average bertambah 126,60 poin, atau 0,32%, sedangkan S&P 500 bertambah 0,48%.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya