Liputan6.com, Jakarta - Saham Alibaba melonjak di bursa saham Hong Kong pada Jumat (21/2/2025). Kenaikan harga saham Alibaba didukung hasil kuartalan yang luar biasa didorong pertumbuhan di segmen cloud intelligence dan e-commerce.
Mengutip CNBC, harga saham Alibaba melambung hingga 11 persen, dan terakhir diperdagangkan naik 9,18 persen. Terbaru, harga saham Alibaba meroket 12,57 persen ke posisi 136,10 dolar Hong Kong.
Advertisement
Baca Juga
"Kami berharap prospek e-commerce BABA tetap kuat pada semester I 2025, didorong oleh subsidi tukar tambah yang berkelanjutan,” demikian disebutkan Nomura dalam catatannya.
Advertisement
Dalam upaya mendorong konsumsi, China berencana alokasikan 300 miliar yuan atau USD 41,5 miliar untuk merangsang konsumsi. Hal itu berasal dari obligasi pemerintah khusus ultra-panjang untuk meningkatkan kebijakan tukar tambah dan peningkatan peralatan saat ini.
Senior Equity Advisort UBP, Vey Sern Ling menuturkan, pertumbuhan e-commerce domestik pulih menuju pertumbuhan dan laba yang berkelanjutan, serta sentimen keseluruhan mendorong sektor teknologi China yang lebih luas.
Selain itu, sebagian besar saham teknologi di China meningkat sejak perusahaan rintisan AI DeepSeek muncul ke permukaan, menantang ekonomi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang dipimpin AS dengan model R1 di tengah klaim kinerja yang unggul dan biaya jauh lebih rendah.
Pendiri Alibaba Jack Ma yang hampir tak pernah muncul di media sejak 2020, berpartisipasi dalam pertemuan tertutup yang diselenggarakan oleh Presiden China Xi Jinping pada Senin pekan ini. Selama sesi tersebut, Xi mendorong bisnis swasta untuk menunjukkan kemampuannya dan meningkatkan kepercayaaan diri mereka dalam era baru untuk operasinya.
Alibaba menjadi sasaran tindakan keras regulasi yang ketat oleh China yang dimulai pada 2020 ketika afiliasi teknologi keuangan perusahaan itu Ant Group dipaksa oleh regulator untuk membatalkan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).
Kinerja Alibaba
Barclays menyebutkan, Alibaba telah membuat “langkah maju yang signifikan” dalam memajukan bisnis cloud AI-nya setelah meluncurkan model dasar AI andalannya Qwen 2.5-Max. Barclays juga melihat peningkatan tajam dalam permintaan untuk inferensi AI yang mencapai hingga 70 persen dari permintaan baru mereka.
"Namun, peluang besar sering kali membutuhkan investasi yang signifikan,”
"Periode tiga tahun berikutnya kemungkinan akan menjadi satu-satunya periode di mana Alibaba membuat investasi paling terkonsentrasi dalam pembangunan infrastruktur AI dan Cloud," kata analis Barclays, seraya menambahkan investasi yang direncanakannya siap menjadi lebih dari apa yang telah dibelanjakan oleh raksasa teknologi tersebut selama 10 tahun terakhir, yang hampir mencapai 270 miliar.
Perusahaan tersebut pada Kamis melaporkan laba bersih sebesar 48,945 miliar yuan atau sebesar USD 6,72 miliar untuk kuartal yang berakhir pada 31 Desember, melampaui estimasi LSEG sebesar 40,6 miliar yuan dan lebih dari tiga kali lebih tinggi dari 14,4 miliar yuan pada periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan Alibaba sebesar 280,15 miliar yuan juga melampaui ekspektasi analis sebesar 279,34 miliar yuan. Saham perusahaan yang terdaftar di AS melonjak lebih dari 8% pada Kamis setelah rilis hasil tersebut.
Advertisement
Presiden China Xi Jinping Tiba-Tiba Panggil Bos Alibaba hingga Deepseek, Ada Apa?
Sebelumnya, Presiden China Xi Jinping pada Senin (17/2) mengadakan pertemuan dengan sejumlah bos besar perusahaan swasta negara itu.
Nama-nama yang termasuk dalam pertemuan tersebut mencakup pendiri Alibaba Jack Ma, Pendiri Huawei Ren Zhengfei dan pemimpin BYD Wang Chuanfu, serta pendiri Deepseek Liang Wenfeng.
Dalam pertemuan itu, Xi Jinping mendorong para pemimpin swasta China untuk tetap percaya diri pada kekuatan model dan pasar negaranya.
Pertemuan tersebut juga diadakan menyusul pengumuman tarif dagang terbaru sebesar 25% terhadap China yang dikenakan Amerika Serikat.
"Ini adalah waktu yang tepat bagi mayoritas bisnis swasta dan pengusaha untuk menunjukkan bakat mereka," kata Xi Jinping dalam sambutan yang dikutip media pemerintah China.
Potret yang dirilis media pemerintah China menunjukkan Xi Jinping tampaknberbicara kepada para eksekutif swasta yang berbaris di depannya.
Gambar-gambar tersebut mendorong para investor berebut untuk melihat siapa yang masuk atau keluar di antara para pemimpin bisnis teratas.
Pertahankan Sektor Teknologi
Pertemuan ini sekaligus menggarisbawahi pentingnya inovasi sektor swasta bagi China guna mempertahankan sektor teknologinya.
"Ini adalah pengakuan diam-diam bahwa pemerintah China membutuhkan perusahaan sektor swasta untuk persaingan teknologinya dengan Amerika Serikat," kata Christopher Beddor, wakil direktur penelitian China di Gavekal Dragonomics di Hong Kong.
"Pemerintah tidak punya pilihan selain mendukung mereka jika ingin bersaing dengan Amerika Serikat,” ucapnya.
Sektor swasta di China, yang bersaing dengan perusahaan milik negara, menyumbang lebih dari separuh pendapatan pajak, lebih dari 60 persen dari output ekonomi, dan 70 persen dari inovasi teknologi negara itu, menurut perkiraan resmi.
Pertemuan itu diselenggarakan di Aula Besar Rakyat China, tempat yang pernah digunakan pada tahun 2018 silam untuk pertemuan serupa selama perang dagang pada masa pemerintahan pertama Presiden AS Donald Trump.
Advertisement
