Jack Ma Mendadak Bertemu Xi Jinping, Pertanda Sang Maestro E-commerce Kembali Bangkit?

Setelah sempat redup, Jack Ma, pendiri Alibaba, kembali muncul ke publik dan bertemu Presiden China Xi Jinping, menandai kebangkitan kembali sang maestro e-commerce Tiongkok dan harapan baru bagi sektor swasta.

oleh Iskandar Diperbarui 19 Feb 2025, 13:56 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2025, 13:56 WIB
Jack Ma Bicarakan Digital Ekonomi di Depan Delagasi IMF-Bank Dunia
Presiden Bank Dunia Jim Yong kim bersama Pendiri Alibaba Group Jack Ma dalam diskusi panel “Disrupting Development” Pertemuan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Bali pada Jumat (12/10). (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang tak kenal Jack Ma? Pengusaha asal Tiongkok ini telah mengubah lanskap perdagangan dunia lewat Alibaba, raksasa e-commerce yang ia dirikan pada tahun 1999.

Lahir pada 10 September 1964, perjalanan Jack Ma dari seorang guru bahasa Inggris hingga menjadi salah satu orang terkaya di dunia sungguh inspiratif.

Kehadirannya kembali di kancah publik setelah beberapa waktu menghilang, menjadi sorotan dunia dan menimbulkan berbagai spekulasi.

Kemunculan Jack Ma di publik, termasuk pertemuannya dengan Presiden Xi Jinping pada 17 Februari 2025, menjadi bukti nyata kebangkitan kembali sang maestro.

Setelah sempat menghadapi penurunan popularitas dan masalah dengan otoritas Tiongkok, Jack Ma kini kembali mendapatkan tempatnya di panggung bisnis global.

Pertemuan tersebut menandai babak baru bagi hubungan antara pemerintah Tiongkok dan sektor swasta, khususnya perusahaan teknologi raksasa seperti Alibaba.

Peristiwa ini bukan hanya sekadar kembalinya seorang pengusaha sukses, melainkan juga simbol harapan baru bagi pertumbuhan ekonomi Tiongkok.

Pemerintah Tiongkok, melalui kemunculan kembali Jack Ma, menunjukkan komitmennya untuk meningkatkan kepercayaan investor dan mendorong perkembangan sektor swasta yang menjadi motor penggerak perekonomian negara tersebut.

Langkah ini diharapkan mampu menarik investasi asing dan memperkuat posisi Tiongkok di kancah ekonomi internasional.

Mengutip Straits Times, Rabu (19/2/2025), Jack Ma dianggap sebagai wajah sektor swasta Tiongkok, tetapi sebelumnya ia pernah masuk dalam daftar hitam Beijing.

Pada 2020, ia terkenal tidak disukai oleh pihak berwenang ketika penawaran umum perdana senilai USD 37 miliar dari Ant Group, perusahaan teknologi finansial yang ia dirikan, dihentikan. Sejak saat itu, ia tidak lagi menarik perhatian publik.

Kemunculan Tiba-Tiba Jack Ma

Xi Jinping Tiba-Tiba Kumpulkan Pebisnis Terkemuka Termasuk Jack Ma, Bakal Ada Perubahan Besar?
Xi Jinping Tiba-Tiba Kumpulkan Pebisnis Terkemuka Termasuk Jack Ma, Bakal Ada Perubahan Besar? (Foto: Instagram @xi.jinping_cn)... Selengkapnya

Jack Ma yang mengundurkan diri sebagai pimpinan Alibaba pada tahun 2019, tiba-tiba muncul kembali di depan publik dalam beberapa minggu terakhir.

Pada 13 Februari 2025, ia berfoto dengan staf di sebuah supermarket milik Alibaba di Changsha di provinsi Hunan, beberapa hari setelah ia mengunjungi kantor Xianyu di Hangzhou, sebuah platform daring untuk barang-barang bekas.

Kembalinya Jack Ma terjadi karena Xi Jinping membutuhkan pengusaha swasta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang melambat dengan inovasi--tujuannya untuk menjadi yang teratas dalam persaingan Tiongkok yang semakin ketat dengan AS.

Sektor swasta menyumbang lebih dari separuh ekonomi Tiongkok, dan menyediakan sebagian besar lapangan kerja perkotaan dan pendapatan pajak. Pada 17 Februari 2025, Xi Jinping mengatakan pengusaha swasta harus memiliki ambisi untuk melayani negara.

“Pengusaha harus penuh semangat untuk berwirausaha dan melayani negara, berjuang untuk kesempurnaan, dengan teguh membangun rasa untuk negara, mengingat dari mana kekayaan mereka berasal... dan mempromosikan modernisasi gaya Tiongkok,” katanya, menurut media pemerintah.

 

Alibaba dan Dominasinya di Pasar E-commerce Tiongkok

Alibaba, buah karya Jack Ma, telah menjadi tulang punggung perekonomian digital Tiongkok.

Berbagai platform di bawah naungan Alibaba, seperti Alibaba.com yang fokus pada bisnis ke bisnis (B2B) dan Taobao.com sebagai platform belanja online untuk konsumen, telah mengubah cara masyarakat Tiongkok berbelanja dan berbisnis.

Keberhasilan Alibaba tak lepas dari strategi inovatif dan visi Jack Ma dalam memanfaatkan teknologi untuk mempermudah akses pasar.

Meskipun telah mengundurkan diri sebagai ketua eksekutif Alibaba pada tahun 2019, pengaruh Jack Ma tetap terasa kuat.

Ia masih dianggap sebagai pemimpin spiritual perusahaan dan tetap memiliki peran penting dalam menentukan arah perkembangan Alibaba. Pengalaman dan keahliannya di bidang bisnis dan teknologi masih sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk menghadapi persaingan global yang semakin ketat.

Selain Alibaba, Jack Ma juga mendirikan Yunfeng Capital, sebuah perusahaan investasi, dan Jack Ma Foundation yang fokus pada kegiatan filantropi. Kedua entitas ini semakin memperkuat pengaruh dan jejak Jack Ma di dunia bisnis dan sosial.

Harapan Baru bagi Sektor Swasta Tiongkok

Kembalinya Jack Ma ke panggung publik membawa angin segar bagi sektor swasta Tiongkok. Selama beberapa waktu, sektor swasta di Tiongkok menghadapi tantangan dan ketidakpastian.

Namun, kemunculan kembali Jack Ma dan pertemuannya dengan Presiden Xi Jinping menunjukkan sinyal positif bagi para pengusaha dan investor. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan diri dan mendorong investasi lebih lanjut di sektor swasta.

Pemerintah Tiongkok menyadari pentingnya peran sektor swasta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan memberikan dukungan dan kepercayaan kepada tokoh-tokoh berpengaruh seperti Jack Ma, pemerintah berharap dapat menciptakan iklim investasi yang kondusif dan menarik minat investor baik domestik maupun internasional.

Langkah ini juga diharapkan dapat meningkatkan daya saing ekonomi Tiongkok di kancah global. Dengan sektor swasta yang kuat dan inovatif, Tiongkok dapat terus mengembangkan perekonomian digitalnya dan memperkuat posisinya sebagai kekuatan ekonomi dunia.

Kekayaan bersih Jack Ma yang diperkirakan mencapai USD 25,2 miliar pada November 2024, menunjukkan kesuksesannya yang luar biasa. Ia juga merupakan warga negara Tiongkok pertama yang masuk daftar miliarder dunia di majalah Forbes, sebuah prestasi yang membanggakan bagi negaranya.

Kembalinya Jack Ma bukan hanya sebuah peristiwa bisnis semata, tetapi juga memiliki implikasi politik dan ekonomi yang luas. Ini menandai sebuah era baru bagi hubungan antara pemerintah dan sektor swasta di Tiongkok, dan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

Ke depan, peran Jack Ma dalam memajukan sektor swasta Tiongkok akan terus dinantikan. Pengalaman dan keahliannya akan menjadi aset berharga bagi pemerintah dan pengusaha dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.

Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin? (Liputan6.com/Trieyasni)

Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin? (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin? (Liputan6.com/Trieyasni)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya