Liputan6.com, Jakarta PT Mandom Indonesia Tbk (TCID) akan membagikan dividen senilai Rp 37,8 miliar atau Rp 94 per saham. Rencana pembagian dividen ini telah mendapat persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseran yang diselenggarakan pada 28 Mei 2024.
Pembagian dividen perseroan merujuk pada data keuangan tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, perseroan membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 38,12 miliar.
Sampai dengan 31 Desember 2023, perseroan membukukan saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp 1,58 triliun. Bersamaan dengan itu, perseroan membukukan total ekuitas sebesar Rp 1,89 triliun.
Advertisement
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (30/5/2024), berikut jadwal lengkap pembagian dividen PT Mandom Indonesia Tbk:
- Tanggal cum dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi: 5 Juni 2024
- Tanggal ex dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi: 6 Juni 2024
- Tanggal cum dividen di pasar tunai: 7 Juni 2024
- Tanggal ex dividen di pasar tunai: 10 Juni 2024
- Tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai: 7 Juni 2024
- Tanggal pembayaran dividen: 25 Juni 2024
Pada saat penulisan, saham TCID turun 1,18 persen ke posisi 2.510. TCID dibuka pada posisi 2.490 dan bergerak pada rentang 2,490-2.530. Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 9 kali.
Volume saham yang ditransaksikan yakni sebanyak 5,60 ribu lembar senilai Rp 14,01 juta. Dalam sepekan, saham TCID turun 1,57 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, saham TCID turun 17,02 persen.
IHSG Anjlok 1,7% pada Sesi I, Ini Kata Analis
Sebelumnya, Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tersungkur pada perdagangan saham sesi pertama, Rabu (29/5/2024). Analis menilai tekanan IHSG terjadi seiring bursa saham Asia dan rupiah melemah.
Mengutip data RTI, pada penutupan perdagangan sesi pertama, Rabu, 29 Mei 2024, IHSG merosot 1,7 persen ke posisi 7.130,21. Indeks LQ45 terpangkas 1,62 persen ke posisi 886,22. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.
Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 7.282 dan terendah 7.127,20. Sebanyak 384 saham melemah sehingga menekan IHSG. 163 saham menguat dan 212 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 696.658 kali dengan volume perdagangan 9,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.140.
Mayoritas sektor saham tertekan kecuali sektor saham transportasi naik 0,35 persen. Sementara itu, sektor saham energi susut 0,52 persen, sektor saham basic merosot 0,64 persen, sektor industri terpangkas 0,49 persen.
Selain itu, sektor saham nonsiklikal susut 1,49 persen, sektor saham siklikal tergelincir 0,66 persen, sektor saham kesehatan melemah 0,24 persen, sektor saham keuangan merosot 1,42 persen, sektor saham properti terpangkas 0,65 persen. Kemudian sektor saham teknologi susut 2,42 persen dan sektor saham infrastruktur merosot 2,57 persen.
Pada sesi pertama, saham GOTO terbenam 5,41 persen ke posisi Rp 70 per saham. Harga saham GOTO dibuka turun ke posisi Rp 73 per saham. Saham GOTO berada di level tertinggi Rp 73 dan terendah Rp 70 per saham. Total frekuensi perdagangan 16.309 kali dengan volume perdagangan 15.657.622 saham. Nilai transaksi Rp 109,9 miliar.
Advertisement
Kata Analis
Saham BBCA susut 1,34 persen ke posisi Rp 9.175 per saham. Harga saham BBCA dibuka turun 25 poin ke posisi Rp 9.275 per saham. Harga saham BBCA berada di level tertinggi Rp 9.325 dan terendah Rp 9.150 per saham. Total frekuensi perdagangan 25.475 kali dengan volume perdagangan 551.809 saham. Nilai transaksi Rp 508,9 miliar
Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menuturkan, koreksi IHSG pada Rabu, 29 Mei 2024 sejalan dengan pergerakan bursa Asia yang mayoritas terkoreksi.
“Di sisi lain, pergerakan IHSG dipengaruhi oleh menguatnya minyak dunia di mana dikhawatirkan akan meningkatkan inflasi. Kemudian melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap USD yang saat ini berada di angka 16.156 juga turut menjadi andil pelemahan IHSG,” kata Herditya saat dihubungi Liputan6.com.