Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi rawan koreksi pada perdagangan Kamis (8/8/204). Investor diimbau untuk mencermati posisi 6.949-7.026 sebagai area koreksi berikutnya.
IHSG naik 1,16 persen ke posisi 7.212 dan masih didominasi oleh volume pembelian pada perdagangan Rabu, 7 Agustus 2024.
Baca Juga
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, posisi IHSG diperkirakan sudah berada pada akhir wave (b) dari wave 2 sehingga penguatannya sudah relatif terbatas dan rawan berbalik koreksi untuk membentuk awal wave (c) dari wave 2.
Advertisement
“Cermati area 6.949-7.026 sebagai area koreksi berikutnya,” ujar Herditya.
Ia menuturkan, IHSG akan berada di level support 7.023,6.914 dan level resistance 7.249,7.298 pada Kamis pekan ini.
Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi menuturkan, IHSG terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA200 disertai volume. “Selama di atas garis MA200, berpeluang untuk kembali rebound dan breakout resistance garis MA20,” ujar dia.
Ia mengatakan, jika kembali breakdown support garis MA200, IHSG berpeluang untuk kembali menguji support garis MA100.
“Range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 7.100-7.300,” ujar Wafi.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan IHSG berpotensi melemah terbatas dengan level support dan level resistance di 7.150-7.300.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), PT Medco Energy Internasional Tbk (MEDC), PT United Tractors Tbk (UNTR).
Wafi memilih saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Avia Avian Tbk (AVIA), PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA).
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) - Buy on Weakness
Saham BREN menguat 3,46% ke 8.225 disertai dengan munculnya volume pembelian. Herditya menuturkan, selama BREN masih mampu berada di atas 7.750 sebagai stoplossnya, posisi BREN saat ini diperkirakan berada di awal wave [c] dari wave 2.
Buy on Weakness: 8.025-8.175
Target Price: 8.750, 9.600
Stoploss: below 7.750
2.PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) - Buy on Weakness
Saham INKP menguat 3,80% ke 8,200 disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian.
"Selama INKP masih terjaga di atas 7.800 sebagai stoplossnya, maka posisi INKP saat ini diperkirakan sedang berada di awal wave [c] dari wave B," ujar dia.
Buy on Weakness: 7.975-8.150
Target Price: 8.325, 8.900
Stoploss: below 7.800
3.PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) - Buy on Weakness
Saham MEDC menguat 0,39% ke 1.275 disertai dengan munculnya volume pembelian. Herditya perkirakan, posisi MEDC saat ini berada di awal wave [y] dari wave 2, sehingga MEDC masih rawan terkoreksi dan dapat dimanfaatkan untuk BoW.
Buy on Weakness: 1.075-1.200
Target Price: 1.380, 1.480
Stoploss: below 1.040
4.PT United Tractors Tbk (UNTR) - Sell on Strength
Saham UNTR menguat 2,38% ke 24.725 disertai dengan munculnya volume pembelian. "Saat ini, kami perkirakan posisi UNTR membentuk wave (b) dari wave [ii], sehingga penguatan UNTR akan relatif terbatas dan rawan terkoreksi kembali untuk membentuk wave (c) dari wave [ii]," tutur Herditya. Adapun rentang koreksinya berada di level 22,950-23,550, manfaatkan area koreksi sebagai buyback.
Sell on Strength: 25.050-25.250
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Penutupan IHSG pada 7 Agustus 2024
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak pada penutupan perdagangan saham Rabu, 7 Agustus 2024. Penguatan IHSG terjadi di tengah seluruh sektor saham menghijau.
Mengutip data RTI, pada penutupan perdagangan, IHSG melesat 1,16 persen ke posisi 7.212,13. Indeks LQ45 melonjak 0,51 persen ke posisi 903,78. Seluruh indeks saham acuan menghijau.
Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.246,25 dan level terendah 7.147,29. Sebanyak 364 saham menguat sehingga angkat IHSG. 178 saham melemah dan 247 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 910.807 kali dengan volume perdagangan 14,1 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 8,2 triliun. Investor asing beli saham Rp 341,09 miliar.
Seluruh sektor saham menghijau. Sektor saham industri memimpin penguatan dengan naik 1,82 persen. Disusul sektor saham transportasi melonjak 1,63 persen dan sektor saham properti mendaki 1,36 persen. Selanjutnya sektor saham energi bertambah 1,33 persen, sektor saham basic mendaki 1,27 persen. Lalu sektor saham nonsiklikal melesat 1,01 persen, sektor saham siklikal menguat 0,81 persen, dan sektor saham kesehatan bertambah 0,35 persen.
Kemudian sektor saham keuangan melompat 0,49 persen, sektor saham teknologi bertambah 0,61 persen, dan sektor saham infrastruktur mendaki 0,88 persen.
Apa Saja Sentimen IHSG?
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset Philip Sekuritas Indonesia menyebutkan, lonjakan tak terduga pada tingkat pengangguran Amerika Serikat menyebabkan investor khawatir bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve tidak bertindak cukup cepat dalam memangkas suku bunga untuk hindari perlambatan ekonomi.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir Juli 2024 tercatat sebesar USD 145,4 miliar, atau meningkat dibandingkan posisi pada akhir Juni 2024 yang sebesar 140,2 miliar dolar AS.
"Kenaikan posisi cadangan devisa ini terutama dipengaruhi oleh penerbitan sukuk global pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono.
Kekhawatiran mengenai perlambatan ekonomi AS berhasil diredam oleh data rilis data ISM Non-Manufacturing Index AS pada hari Senin yang memperlihatkan sektor Jasa (Services) melakukan ekspansi pada Juli 2024 setelah di bulan sebelumnya menderita kontraksi terburuk dalam empat tahun.
Dari sisi makroekonomi, investor mencerna rilis data neraca perdagangan Juni 2024 AS yang memperlihatkan defisit berkurang menjadi USD 733,1 miliar dari jumlah terbesar dalam 20 bulan terakhir, USD 75 miliar pada sebelumnya namun masih lebih tinggi dari ekspektasi pasar yang defisit USD 72,5 miliar.
Posisi cadangan devisa pada akhir Juli 2024 setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor. BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Advertisement