Delta Dunia Makmur Raih Kontrak Rp 12 Triliun dari Anak Usaha Singaraja Putra

BUMA akan melaksanakan pekerjaan jasa pertambangan yang mencakup pengupasan lapisan tanah penutup dan penambangan batu bara.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 14 Agu 2024, 20:48 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2024, 20:46 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) mengumumkan bahwa anak perusahaannya, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) telah menandatangani Perjanjian Jasa Pertambangan dengan PT Persada Kapuas Prima (PKP) pada 12 Agustus 2024. PKP merupakan anak usaha dari PT Singaraja Putra Tbk (SINI), yang memiliki konsesi tambang batu bara di Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah.

Dalam perjanjian tersebut, BUMA akan melaksanakan pekerjaan jasa pertambangan yang mencakup pengupasan lapisan tanah penutup dan penambangan batu bara. Perjanjian jasa pertambangan ini akan berlangsung sepanjang usia tambang (Life of Mine/LOM), dengan fase awal direncanakan untuk periode 9 tahun, dimulai dari kuartal IV 2024.

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pekerjaan jasa penambangan fase awal ini ditargetkan dapat menghasilkan produksi lebih dari 359.330.000 bcm untuk pengupasan lapisan tanah penutup (overburden removal) dan 60,6 juta ton batu bara. Nilai kontrak dari perjanjian tersebut kurang lebih senilai Rp 12 triliun atau setara dengan USD 755 juta.

"Kami dengan senang hati mengumumkan kontrak baru dengan PKP, yang semakin memperkuat pengakuan industri terhadap reputasi dan keahlian BUMA di sektor pertambangan Indonesia. Kepercayaan yang diberikan oleh para pemilik tambang bukan hanya menunjukkan komitmen BUMA dan Group dalam membina hubungan yang kuat dan berkelanjutan, tetapi juga menegaskan dedikasi kami untuk memprioritaskan kesuksesan klien kami," kata Direktur Utama BUMA, Indra Kanoena, Rabu (14/8/2024).

Kontrak baru ini merupakan wujud kepercayaan pada keahlian BUMA dalam menyediakan layanan pertambangan yang komprehensif dengan pendekatan dari hulu ke hilir, termasuk pengupasan lapisan tanah penutup, perencanaan tambang, proses operasional penambangan, pengangkutan, dan rehabilitasi tambang.

Dampak Positif

IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dengan penambahan perjanjian ini akan memberikan dampak positif terhadap kegiatan operasional, kondisi keuangan maupun kelangsungan usaha perseroan. Selama lebih dari 25 tahun beroperasi, keunggulan BUMA terletak pada kemampuan mengelola operasi tambang yang kompleks dan menantang, termasuk di pulau-pulau kecil.

Selain itu, BUMA juga memiliki kemampuan menyelesaikan masalah teknis tambang yang kompleks. Seperti penanganan lumpur, antisipasi potensi dan penanganan geotechnical, penanganan rembesan dan gelombang pasang air laut, hingga memindahkan aliran sungai demi meminimalkan dampak lingkungan dan mencapai efisiensi operasional yang optimal. Keunggulan operasional ini juga didukung oleh komitmen perusahaan dalam menerapkan inovasi teknologi di sektor pertambangan dan menggerakkan proyek perbaikan berkelanjutan (continuous improvement).

”Di BUMA, kami terus memperkuat fondasi untuk pertumbuhan berkelanjutan melalui penjajakan peluang yang strategis dan penguatan hubungan yang saling menguntungkan untuk bertumbuh bersama dengan mitra-mitra kami," imbuh Indra.

 

Aliran Pendapatan

Dengan strategi pengembangan bisnis yang proaktif, BUMA tidak hanya fokus pada perolehan dan perpanjangan kontrak tetapi juga pada menciptakan aliran pendapatan yang stabil dan berkelanjutan. Ini adalah bagian dari upaya perusahaan untuk terus meningkatkan kualitas layanan sambil mengelola risiko operasional.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya