WIKA Dapat Proyek dari Pertamina, Nilainya Capai Rp 475 Miliar

WIKA dipercaya untuk melakukan pembangunan dermaga, mulai dari persiapan lahan hingga pengoperasian, dengan target rampung pada tahun 2026 mendatang.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 02 Sep 2024, 13:10 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2024, 13:10 WIB
Logo PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).
Logo PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).

Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)  mendapatkan kepercayaan untuk mengerjakan proyek Pembangunan Jetty 1 Baru di Integrated Terminal Manggis, Bali. Proyek yang akan dibangun WIKA ini berasal dari PT Pertamina Patra Niaga kepada WIKA dengan nilai kontrak sebesar Rp 475 Miliar.

Pembangunan Jetty 1 Baru di Integrated Terminal Manggis oleh Wijaya Karya ditujukan untuk mengoptimalkan kapasitas bongkar muat Jetty di Terminal Manggis, serta meningkatkan keandalan dan ketahanan stok Bahan Bakar Minyak (BBM) di Pulau Bali serta pulau-pulau kecil di sekitarnya.

Dalam pembangunannya, WIKA dipercaya untuk melakukan pembangunan dermaga, mulai dari persiapan lahan hingga pengoperasian, dengan target rampung pada tahun 2026 mendatang. Perolehan proyek ini semakin mengukuhkan kompetensi WIKA di dalam mendukung infrastruktur EPCC di Indonesia.

Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito mengatakan upaya yang dilakukan Perseroan melalui transformasi yang dilakukan yaitu keunggulan eksekusi proyek mulai menunjukkan hasil sesuai dengan rencana Perseroan. 

Hal itu tercermin melalui kinerja operasi inti Perseroan yang menunjukkan peningkatan. Terlihat dari Gross Profit Margin (GPM) segmen Infrastruktur & Gedung serta EPCC sebesar 8,4 persen dan 9,9 persen pada Kuartal II 2024 meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 8,2 persen dan 7,9 persen.

Sesuai dengan laporan keuangan konsolidasian Perseroan hingga 30 Juni 2024, WIKA mencatatkan penjualan sebesar Rp 7,53 Triliun. Kontribusi utama penjualan tersebut berasal dari segmen Infrastruktur & Gedung serta Industri yang masing-masing sebesar lebih dari 30 persen, disusul dengan EPCC sebesar 16,5 persen dan Properti sebesar 18,3 persen. 

“Perkuatan kinerja operasi WIKA dapat tercapai atas upaya Perseroan dalam menjalankan lean construction dan digitalisasi serta terus mengupayakan efisiensi operasi di seluruh proyek berjalan,” ucap Agung dalam keterangan resmi, dikutip Senin (2/9/2024).

Perseroan juga berhasil mencatatkan penurunan piutang sebesar 15,3 persen dari posisi Rp 8,40 Triliun pada 2023 menjadi Rp 7,11 Triliun pada kuartal II 2024. Hal ini sejalan dengan upaya serius Perseroan dalam menjalankan salah satu langkah 8 stream penyehatan yaitu percepatan penagihan piutang.

WIKA Catat Penjualan Rp 7,53 Triliun di Semester I 2024

Wika Beton Tutup Produksi Bantalan Rel Kereta Cepat Jakarta - Bandung
Deretan slab track terlihat di pabrik Slab Track PT Wika Beton, Karawang, Jawa Barat, Rabu (18/5/2022). PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton) telah usai menutup produksi bantalan rel Kereta Cepat Jakarta - Bandung, yang mampu memproduksi 70 unit slab track dalam satu hari atau 1.200 unit dalam satu bulan dengan melibatkan 283 tenaga kerja lokal. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) kembali meraih capaian positif pada kinerja operasi inti. Perseroan mencatat Gross Profit Margin (GPM) segmen Infrastruktur dan Gedung serta EPCC sebesar 8,4% dan 9,9% pada Kuartal II 2024. Angka ini naik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 8,2% dan 7,9%.

Sesuai dengan laporan keuangan konsolidasian Perseroan hingga 30 Juni 2024, Wijaya Karya mencatat penjualan sebesar Rp 7,53 triliun.

Kontribusi utama penjualan tersebut berasal dari segmen Infrastruktur dan Gedung serta Industri yang masing-masing sebesar lebih dari 30%, disusul dengan EPCC sebesar 16,5% dan Properti sebesar 18,3%.

"Perkuatan kinerja operasi WIKA dapat tercapai atas upaya Perseroan dalam menjalankan lean construction dan digitalisasi serta terus mengupayakan efisiensi operasi di seluruh proyek berjalan," ungkap Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito dalam keterangan resmi di Jakarta, dikutip Jumat (30/8/2024).

Selain itu, WIKA juga berhasil menurunkan piutang hingga 15,3% menjadi Rp 7,11 triliun pada kuartal II 2024, dari sebelumnya sebesar Rp 8,40 triliun pada 2023.

 

Rasio Utang

Wika Beton Tutup Produksi Bantalan Rel Kereta Cepat Jakarta - Bandung
Deretan slab track terlihat di pabrik Slab Track PT Wika Beton, Karawang, Jawa Barat, Rabu (18/5/2022). PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton) telah usai menutup produksi bantalan rel Kereta Cepat Jakarta - Bandung, yang mampu memproduksi 70 unit slab track dalam satu hari atau 1.200 unit dalam satu bulan dengan melibatkan 283 tenaga kerja lokal. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Berkaca pada Laporan Keuangan Kuartal II 2024, Agung BW menyampaikan bahwa dukungan para stakeholders dan Pemerintah dalam upaya penyehatan keuangan Perseroan selama ini membuat Perseroan optimis untuk menjawab tantangan di masa mendatang.

Perseroan berupaya untuk selalu menjaga kepercayaan para stakeholders dan Pemerintah dengan menjalankan transformasi dan 8 stream penyehatan, serta menunjukkan kinerja yang unggul dalam mengeksekusi setiap pekerjaan, tuturnya.

"Perbaikan kinerja Perseroan juga terlihat dari rasio utang berbunga terhadap ekuitas (Gearing Ratio) dan Debt to Equity Ratio (DER) WIKA yang semakin baik, di mana tercatat sebesar 2,31 kali dan 3,23 kali pada kuartal II 2024 menurun dibandingkan posisi kuartal II 2023 yang sebesar 3,86 kali dan 5,89 kali. Hal ini diraih berkat dukungan seluruh stakeholders dan Pemerintah dalam memperkuat struktur permodalan Perseroan serta upaya Perseroan untuk terus fokus terhadap kas," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya