Liputan6.com, Jakarta Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengumumkan pengunduran diri anggota komisaris. Pada 16 Desember 2024, perseroan telah menerima surat pengunduran diri Djohan Emir Setijoso dari jabatannya selaku Presiden Komisaris BCA.
"Pengunduran diri tersebut akan disampaikan untuk memperoleh keputusan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan yang akan diselenggarakan pada tahun 2025," tulis Sekretaris Perusahaan BCA, Raymond Yonarto dalam keterbukaan informasi Bursa, Selasa (17/12/2024).
Baca Juga
Djohan Emir Setijoso diangkat sebagai Presiden Komisaris BCA pada RUPS Tahunan 2011 dan mendapat persetujuan Bank Indonesia pada tanggal 25 Agustus 2011. Pengangkatan terakhir efektif sejak RUPS Tahunan 2021 untuk periode jabatan 5 tahun.
Advertisement
Djohan Emir Setijoso menyelesaikan pendidikan S1 di Institut Pertanian Bogor (1964). Selama masa karir, dia telah berpengalaman di berbagai bidang dan penugasan di antaranya banking & financial strategy, banking supervision, internal audit, corporate banking, branch banking, dan individual banking.
Melansir laman resmi BCA, Djohan Emir Setijoso memangku jabatan sebagai Presiden Direktur BCA (1999-2011), dengan tanggung jawab terakhir atas Koordinasi Umum, Divisi Internal Audit, Perencanaan Perusahaan, Keuangan dan Akuntansi, serta Sekretariat Perusahaan.
Sebelum bergabung dengan BCA, bekerja di Bank Rakyat Indonesia (1965-1998) dengan jabatan terakhir sebagai Direktur; dan menjadi Komisaris Utama pada Inter Pacific Bank (1993-1998). Di samping sebagai Presiden Komisaris BCA, saat ini aktif dalam berbagai kegiatan organisasi.
Cara BCA Ajak Masyarakat Waspada Penipuan Berbasis Suara AI hingga QRIS Palsu
Sebelumnya, BCA mengajak masyarakat tetap waspada terhadap berbagai modus penipuan, termasuk yang bersifat daring atau online.
Berdasarkan data Avast, 90 persen ancaman bagi pengguna layanan digital adalah modus kejahatan rekayasa sosial atau social engineering.
Seiring perkembangan teknologi, modus penipuan terus mengalami evolusi. Mulai dari modus penipuan suara berbasis AI, arisan online palsu, QRIS palsu, tiket konser palsu, hingga tagihan palsu.
BCA pun mengimbau nasabah dan masyarakat untuk terus menerapkan prinsip "Kalau Don't Know? Asal Usulnya, Langsung Kasih No!", apabila mereka mendapati kasus yang mencurigakan.
Dengan prinsip ini, nasabah dan masyarakat diajak untuk tidak menggubris komunikasi dan ajakan yang sumbernya tidak jelas, demi keamanan data maupun finansial nasabah.
Direktur BCA Santoso menyebutkan, pihak BCA menyadari bahwa kasus penipuan kian masif dan tak bisa diperangi sendiri-sendiri.
"Kami tidak pernah lelah untuk mengimbau dan mengedukasi nasabah supaya lebih berhati-hati dan senantiasa menjaga data pribadi," tutur Santoso, dikutip dari keterangan, Selasa (10/12/2024).
Advertisement
Gandeng Pemain Film Agak Lain untuk Bikin Video Edukasi
Ia lebih lanjut mengatakan, ketika nasabah atau masyarakat bertemu dengan modus penipuan yang mencurigakan, nasabah harus bersikap cuek.
"Jangan lupa share ke yang lain, sehingga kita semua bisa terhindar dari modus-modus ini," kata dia.
Lebih lanjut, BCA juga menggandeng bintang film "Agak Laen" yakni Bene Dion, Boris Bokir, Indra Jegel, hingga Oki Rengga untuk menghadirkan kampanye edukasi yang membantu menghindarkan masyarakat terhindar dari berbagai modus penipuan.
Adapun prinsip "Dont Know? Kasih No!" ini menekankan pentingnya selalu berpikir ulang sebelum bertindak.
Jangan Langsung Percaya dan Beri Data Pribadi
Nasabah diimbau untuk tidak langsung percaya dan memberikan informasi pribadi kepada pihak yang tak dikenal. Baik itu melalui telepon, e-mail, maupun media sosial.
BCA juga mendorong nasabah untuk tetap mengikuti perkembangan informasi terkait berbagai modus penipuan dari sumber terpercaya.
Sebelumnya masih dari bagian edukasi terhadap berbagai bentuk penipuan, BCA juga menghadirkan seri video "Nurut Apa Kata Mama" hingga "Tolak dengan Anggun" yang mengajak masyarakat menolak segala bentuk penipuan social engineering.
Kampanye "Dont Know? Kasih No!" ini mengajak masyarakat untuk dapat kritis dan menolak berbagai penipuan phishing.
Advertisement