Liputan6.com, Jakarta - Perdagangan perdana Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ini akan dibuka pada Kamis, 2 Januari 2025. Jika tak ada aral melintang, pembukaan perdagangan BEI 2025 akan dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn.) H. Prabowo Subianto.
Berdasarkan undangan yang diterima Liputan6.com, Prabowo Subianto akan didampingi oleh Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, dan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia.
Baca Juga
Sebelumnya, perdagangan bursa pada 2024 resmi ditutup pada 30 Desember 2024. Penutupan dihadiri oleh Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi. Dalam penutupan tersebut, Inarno didampingi Anggota Dewan Komisioner OJK, Deputi Komisioner Pasar Modal OJK, dan Direktur Utama SRO.
Advertisement
Kinerja 2024
Sepanjang tahun 2024, pasar modal Indonesia mengalami pergerakan yang dinamis dengan pengaruh dari sisi domestik maupun global. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan mengalami perubahan sebesar 3,25% secara year-to-date pada level 7.036,57 pada Jumat (27/12). Namun, sepanjang tahun 2024 data perdagangan mulai mengalami kenaikan dibandingkan akhir tahun lalu dengan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) berada pasar posisi Rp 12,9 triliun.
Data tersebut diikuti dengan volume transaksi harian di angka 19,9 miliar lembar saham dan frekuensi transaksi harian mencapai 1,13 juta kali transaksi. Aktivitas perdagangan di sepanjang tahun 2024 juga mencatatkan beberapa rekor baru, yaitu pencapaian rekor tertinggi IHSG pada level 7.905,390 pada 19 September 2024, diikuti dengan rekor kapitalisasi pasar tertinggi yang mencapai Rp 13.475 triliun pada hari yang sama.
Â
Target BEI
Untuk perdagangan yang dilakukan melalui Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA), rata-rata volume transaksi harian pasar surat utang kini telah mencapai Rp 1,04 triliun.
Dari sisi perdagangan produk non-saham, nilai transaksi telah mencapai Rp 4,38 triliun. Sementara itu, untuk kelas aset yang terbaru, yakni Unit Karbon, telah terdapat total unit karbon tercatat mencapai 1,78 juta ton CO2 ekuivalen dari 3 proyek tercatat dengan nilai transaksi mencapai Rp 19,73 miliar hingga 27 Desember 2024.
Menyambut tahun 2025, BEI juga telah menetapkan sejumlah target yang akan dicapai meliputi pertumbuhan jumlah investor sebanyak 2 juta investor baru, Rata-rata Nilai Transaksi Saham Harian mencapai Rp13,5 triliun, dan total jumlah pencatatan efek baru di pasar modal mencapai 407 efek. Pencapaian target tersebut tentunya memerlukan dukungan serta kontribusi dari seluruh stakeholders pasar modal demi mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Â
Advertisement
Inisiatif 2025
Pada tahun 2025, BEI akan tetap melaksanakan sejumlah inisiatif dalam rangka pendalaman pasar, mulai dari sisi peningkatan likuiditas pasar, pengembangan produk dan instrumen baru, hingga penyempurnaan teknologi dan infrastruktur.
Beberapa pengembangan baru yang akan dilakukan BEI, yaitu Intraday Short Selling, Pembaruan Sistem Perdagangan dan Pengawasan (PSPP), Pembaruan Sistem Perdagangan (PSP) Surat Utang, Implementasi SPPA Repo, Pengembangan Liquidity Provider Saham, Pengembangan Derivatif Keuangan UU P2SK melalui Kontrak Berjangka Indeks Asing (KBIA) dan Implementasi Periode Non-Cancellation pada sesi pre-opening dan pre-closing.
BEI juga berencana untuk meluncurkan produk ETF Emas yang diharapkan dapat menjadi alternatif investasi bagi para investor yang tertarik dengan produk berbasis emas. Seluruh pengembangan ini diharapkan dapat diimplementasikan pada tahun 2025 hingga tahun 2026.