Liputan6.com, Jakarta - Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (AS) atau the US Securities and Exchange Commission (SEC) menggugat Elon Musk pada Selasa, 14 Januari 2025.
Gugatan itu diduga karena gagal mengungkapkan kepemilikannya atas platform X dahulu bernama Twitter, sebagaimana diharuskan oleh hukum federal yang memungkinkannya untuk membeli saham platform itu dengan harga yang dibuat rendah.
Baca Juga
Mengutip CNN, Rabu (15/1/2025), sebelum menutup kesepakatan senilai USD 44 miliar untuk membeli Twitter pada Oktober 2022, Elon Musk memperoleh jumlah besar saham Twitter.
Advertisement
Pada pertengahan Maret 2022, ia memiliki lebih dari 5 persen saham biasa Twitter dan diharuskan untuk mengungkapkannya kepada SEC dalam waktu 10 hari kalender. Pengajuan itu menuding Elon Musk gagal mengungkapkannya kepada SEC dalam waktu 10 hari kalender.
Pengajuan tersebut menuduh Elon Musk gagal mengungkapkan informasi itu hingga 4 April 2022. “Jika Elon Musk dan wealth managernya mengungungkapkan kepemilikannya sebagaimana diharuskan, harga saham akan meningkat secara signifikan,” demikian tudingan itu.
Dalam sebuah pernyataan kepada CNN, pengacara Elon Musk yakni Alex Spiro menuturkan, Elon Musk tidak melakukan kesalahan apapun. Selain itu, pengacara Musk juga menyebutkan, gugatan itu merupakan pengakuan SEC kalau tidak dapat mengajukan kasus yang sebenarnya.
"SEC melakukan kampanye selama beberapa tahun yang menuduh Elon Musk. Puncaknya pada pengaduan terhadap Elon Musk berdasarkan pasal 13 (d) atas dugaan kegagalan administratif untuk mengajukan satu formular sebuah pelanggaran yang meskipun terbukti membawa hukuman nominal,”
Aksi Elon Musk
Berdasarkan pengaduan yang diajukan di pengadilan federal DC, dengan mempertahankan harga pembelian yang rendah ini, Elon Musk membayar lebih rendah kepada investor Twitter lebih dari USD 150 juta untuk pembelian saham biasa Twitter selama periode ini.
Pada penutupan perdagangan 24 Maret 2022, Elon Musk telah meningkatkan kepemilikannya di perusahaan itu menjadi lebih dari 7 persen, menurut gugatan tersebut. Keesokan harinya, ia membeli hampir 3,5 juta saham. Selama beberapa hari berikutnya, ia juga menyampaikan minatnya untuk akuisisi Twitter kepada anggota dewan direksi perusahaan.
Elon Musk bergabung dengan dewan direksi Twitter dan resmi mengungkapkan kepemilikannya di perusahaan itu pada awal April 2022, menurut gugatan tersebut.
Pada saat ia mengungkapkan kepemilikannya, ia memiliki lebih dari 9 persen saham perusahaan itu dan harga saham Twitter naik lebih dari 27 persen, demikian disebutkan dalam gugatan itu.
“Elon Musk membayar jauh lebih sedikit untuk saham biasa Twitter yang dibelinya antara 25 Maret 2022 dan 1 April 2022 dibandingkan jika ia mengungkapkannya tepat waktu,” demikian dari gugatan tersebut.
Advertisement
Penyelidikan SEC
Elon Musk habiskan lebih dari USD 500 juta untuk memperoleh saham Twitter selama periode waktu tersebut. Gugatan itu merupakan salah satu langkah terakhir di bawah Ketua SEC Gary Gensler yang mengundurkan diri bulan ini setelah Presiden Terpilih AS Donald Trump bersumpah memecatnya.
SEC telah menyelidiki CEO Tesla dan SpaceX tersebut atas akuisisi platform media sosial tersebut. Pada Desember, Elon Musk mengungkapkan di media sosial kalau agensi itu telah menuntutnya membayar denda dengan jumlah yang tidak diungkapkan untuk menyelesaikan tuntutan atas pembelian saham Twitter, menurut surat dari pengacara Elon Musk yakni Alex Spiro.
Tahun lalu, Elon Musk bermasalah dengan komisi itu karena tidak hadir untuk memberikan kesaksian dalam penyelidikan tersebut.