Adegan Paling Menyakitkan di Film The Raid 2: Berandal

Arifin Putra dan Oka Antara punya cerita menarik saat melakoni adegan syuting yang dianggap paling menyakitkan.

oleh Rizky Aditya Saputra diperbarui 03 Apr 2014, 19:30 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2014, 19:30 WIB
Adegan Paling Menyakitkan di Film The Raid 2: Berandal
Arifin Putra dan Oka Antara punya cerita menarik saat melakoni adegan syuting yang dianggap paling menyakitkan.

Liputan6.com, Jakarta Film laga The Raid 2: Berandal memang akrab dengan baku hantam dan kekerasan. Maklum, hampir semua bintang di film ini adalah pemegang olahraga bela diri. Dan tak heran jika selama proses syuting, para pemain kerap kali merasa kesakitan akibat melakoni adegan ekstrem.

Beberapa pemain The Raid 2: Berandal, Arifin Putra dan Oka Antara punya cerita menarik saat melakoni adegan syuting yang dianggap paling menyakitkan.

"Adegan saya dibagi dua, ada berantem fisik dan kejar-kejaran dengan mobil. Di dua adegan itu yang paling menyakitkan, dan membutuhkan banyak waktu. Kalau berantemnya full body contact, lumayan susah, dan itu syok terapi buat saya," beber Oka Antara kepada Liputan6.com, di SCTV Tower, Senayan City, Jakarta Pusat, Kamis (3/4/2014).

Sementara Arifin, merasa adegan paling menyakitkan adalah saat dirinya berkelahi di penjara dengan 150 orang. Selain berlumpur, Arifin juga harus mengulang beberapa adegan selama delapan hari.

"Kalau menurut saya, waktu adegan syuting di tengah lumpur hujan-hujanan. Berantem dengan 150 orang, cukup menguras tenaga. Di situ setiap hari bangun jam setengah 5 pagi, dan selesai jam 6 sore. Harus nyeker, padahal di kaki lecet karena ada batu dan benda tajam," kata Arifin.

Dengan segala pengorbanan yang dilakukan, tak heran jika Arifin dan Oka berharap film besutan Gareth Evans tersebut dapat diterima baik oleh masyarakat.

"Ini film Indonesia yang dibuat orang Indonesia pakai bahasa Indonesia, dan sudah dikenal di berbagai macam negara. Alangkah baiknya jika ditonton oleh orang Indonesia juga," harap Oka.

"Ini bisa dibilang film yang membuka pintu lebih banyak film Indonesia yang berstandar dunia. Orang Indonesia harus menikmati dan bangga," sahut Arifin.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya