Kualitas Film Nasional Buruk, Pemicu Penonton Berkurang

Badan Perfilman Indonesia (BPI) mengatakan kualitas film nasional buruk akan membuat penikmat film enggan untuk datang ke bioskop.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 23 Mar 2015, 22:30 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2015, 22:30 WIB
Senyum Bahagia Finalis XXI Short Film Festival 2015
Suasana studio saat acara pemutaran film dari XXI Short Film Festival 2015, Jakarta, Kamis (19/3/2015). Jumlah pendaftar film pendek naik 50% dari perhelatan sebelumnya (Liputan6.com/Panji Diksana)

Liputan6.com, Jakarta Dunia perfilman Indonesia tampak memprihatinkan. Bagaimana tidak? Minimnya keinginan masyarakat untuk menonton film karya anak bangsa menjadi salah satu pemicu. Hal ini membuat jumlah penonton film nasional semakin minim.

Kondisi ini yang menarik perhatian banyak pihak mulai dari sineas hingga pengusaha bioskop. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI), Djonny Syafruddin mengatakan buruknya kualitas film lokal membuat minat penonton berkurang untuk datang ke bioskop.

"Jika film-film yang diproduksi Indonesia berkualitas, meski dari sisi kuantitas tidak terlampau banyak, namun bisa meningkatkan jumlah penonton," kata Djonny di kawasan Kebun Sirih, Jakarta Pusat, Senin (23/3/2015).

Hal tersebut pun dibenarkan oleh Kemala Atmodjo selaku Kepala Badan Perfilman Indonesia (BPI). Ia mengatakan jika kualitas film nasional buruk, maka akan membuat para penikmat film enggan untuk datang ke bioskop.

"Dengan buruknya kualitas, maka masyarakat akan menarik kesimpulan bahwa seluruh film Indonesia tidak layak ditonton. Pada tahun 2014 misalnya, terdapat 114 film yang tayang di bioskop dan separuhnya memiliki kualitas buruk. Baca judulnya saja, kita geleng-geleng kepala," terang Kemala Atmodjo.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya