Liputan6.com, Jakarta Meski sepanjang hidup main hingga puluhan film, kebanyakan aktor dikenang hanya satu-dua film yang ia bintangi.Â
Ketika kita sebut Christine Hakim, yang paling diingat Tjoet Nja Dhien; Deddy Mizwar tentu perannya sebagai Naga Bonar. Didi Petet, yang meninggal di usia 58 tahun, Jumat (15/5/2015), sedikit unggul. Kita paling mengenangnya lewat dua perannya: sebagai banci Emon di Catatan si Boy, serta Kabayan di Kabayan Saba Kota.
Uniknya, dua peran itu dimainkan dengan penjiwaan maksimal, meski ia aslinya tak memiliki latar belakang serupa dua peran tersebut. Ya, Didi aslinya tak kemayu. Ia juga aslinya bukan kelahiran Jawa Barat, tempat darimana cerita rakyat Kabayan berasal.
Advertisement
Dia lahir di Surabaya, Jawa Timur dengan nama Didi Widiatmoko. Tapi dari SD hingga SMA ia tinggal di Bandung. Nama akhiran Petet diambil dari bahasa Sunda yang berarti mata yang sipit.
Mengenang kepergian Didi Petet, terasa kurang bila tak mengenangnya sebagai Emon dan Kabayan.
Didi Petet Sebagai Emon
Didi Petet Sebagai Emon
Dalam teori dunia panggung, selalu ada peran banyolan, yang jadi penyejuk atau pengundang tawa. Begitulah peran
Didi Petet di lakon Catatan si Boy (1987). Di tengah para bintang tampan dan cantik--seperti Onky Alexander, Merriam Bellina serta Paramitha Rusady maupun Dede Yusuf--sosok Didi jadi pengundang tawa.
Siapa yang tak lupa bagaimana panggilan manja Didi Petet sebagai Emon pada Onky, pemeran Boy, "Mas Boooyyy." Atau saat ia kesal pada Andi, karakter yang dimainkan Dede Yusuf, "Deuuu Kendi," atau saat ia ngomel "Rumpi deh rumpi."
Sebanyak tiga kali Didi Petet jadi Emon. Penggantinya, baik di Catatan Si Boy 4 dan 5 serta film spin-off Catatan Si Emon tak sanggup menyamai kualitas aktingnya. Bagi kita Didi Petet ya Emon. Lain tidak.
Advertisement
Didi Petet Sebagai Kabayan
Didi Petet Sebagai Kabayan
Mengetik lema "Kabayan" di situs filmindonesia.or.id keluar tujuh judul film yang mengangkat kisah Kabayan, cerita rakyat dari tanah Sunda tentang seorang pria lugu, polos, tapi juga cerdik. Film pertama Kabayan ternyata dibuat tahun 1975, dengan Kang Ibing sebagai Kabayan. Didi Petet paling banyak jadi Kabayan. Ia tercatat lima kali memerankannya. Pertama tahun 1989 lewat Kabayan Saba Kota dan berturut-turut di Si Kabayan dan Gadis Kota (1989), Si Kabayan dan Anak Jin (1991), Si Kabayan Saba Metropolitan (1992) dan Si Kabayan Mencari Jodoh (1994). (Film Kabayan terakhir, Kabayan Jadi Milyuner [2010] dibintangi Jamie Aditya.)
Cerita Kabayan versi Didi Petet sejatinya adalah kisah perbenturan budaya, antara desa dengan kota. Sineasnya mengajak kita bercanda bagaimana jadinya bila Kabayan yang dari kampung bertandang ke kota. Perannya memang stereotip dan sangat berpotensi kelucuan yang tersaji malah melecehkan orang kampung.
Tapi, berkat akting Didi Petet, kita jadi jatuh cinta pada sosok Kabayan yang ia mainkan. Di cerita Kabayan dan Anak Jin, misalnya, cerita Kabayan dibumbui cerita gaib, persahabatan Kabayan dengan jin.