Liputan6.com, Jakarta - Layanan jasa antar berbasis aplikasi online seperti Uber dan GrabCar kembali jadi masalah. Kali ini, giliran para pengemudi taksi dan angkutan umum yang mengeluhkan kurangnya pendapatan mereka akibat kehadiran dua aplikasi transportasi tersebut.
Pesinetron Nasya Marcella pun ikut memerhatikan masalah tersebut. Ia menilai, layanan transportasi berbasis aplikasi online itu ada baiknya dihentikan.
Advertisement
"Menurut aku lebih sah taksi sih. Kalau mobil kayak Uber dan GrabCar itu kan bayar pajaknya gimana. Sementara kalau taksi sama angkutan umum kan dikelola juga sama dinas perhubungan," ucap Nasya Marcella, saat ditemui di Multivision Tower, Jakarta Selatan, Senin (14/3/2016).
Â
Baca Juga
Bintang film Abdullah v Takeshi ini melihat kisruh Uber dan GrabCar melawan angkutan umum resmi seperti belum mendapatkan titik temu.
"Padahal harus jelas juga pengaturannya biar nggak ada pihak yang dirugikan. Aku sih kasihan juga kalau sopir taksi dan angkot penumpangnya sepi karena ada Uber dan GrabCar," ia menjelaskan.
Menurut dia, layanan transportasi berbasis aplikasi online tidak selamanya buruk. Banyak manfaat yang dirasakan Nasya Marcella saat memesan kendaraan melalui aplikasi di handphone pribadinya.
Tapi, kata dia, itu hanya berlaku untuk Go Jek dan GraBike. "Kalau ojek kan nggak ada sebutan legal dan ilegal, karena ojek itu nggak ada yang pakai plat kuning. So far membantu banget sih kalau lagi order untuk antar dan kirim makanan. Karena di lokasi syuting kadang susah cari tempat makan," Nasya Marcella mengakhiri.(Gie/Mer)