Liputan6.com, Jakarta Rania Samudra (Bunga Citra Lestari) berangkat ke Baluran, Jawa Timur, dengan membawa satu misi dari sang ayah. Di tempat orangtuanya jatuh cinta ini, ayah Rania memintanya untuk melakukan sebuah pencarian. Namun yang ditemukan jilbaber petualang ini di tempat tersebut, malah seorang fotografer asal Korea yang agak kurang santun, Hyung Geun (Morgan Oey).
Hyung Geun dan temannya Alvin (Ringgo Agus Rahman), lantas meminta Rania menemaninya menjadi pemandu di Kawah Ijen, Rania pun ketinggalan bis pulang. Malangnya, di hari yang sama sang ayah meninggal dunia.
Rania yang berduka, memutuskan untuk mengakhiri petualangannya. Namun sekonyong-konyong muncul sebuah undangan untuk Rania, mengenai residensi penulisan ke Korea Selatan, tempat Hyung Geun berada. Sementara seorang lelaki lain yang telah klop dengan keluarga Rayni, Ilhan (Giring Ganesha), tengah menunggu hati perempuan itu.
Advertisement
Lantas, siapa lelaki pilihan Rania?
Baca Juga
Cinta segitiga—atau malah segi empat bila menghitung bahwa Hyung Geun sebenarnya juga telah memiliki kekasih—adalah cerita lama yang sudah begitu sering diangkat dalam film. Namun Jilbab Traveler Love Sparks in Korea, lebih dari sekadar cerita soal cinta segitiga klise belaka.
Pasalnya, film ini memiliki nuansa tersendiri, yakni bernafas Islami. Pertama, karakter Rania sebagai perempuan berjilbab. Tanpa perlu ditonjolkan secara berlebihan, busana yang digunakan Rania mampu berbicara mengenai karakter tokoh ini. Yaitu perempuan aktif yang tetap memegang teguh ajaran agamanya.
Ini akhirnya berhubungan dengan penggambaran hubungan para karakter dalam film ini. Tanpa terasa dipaksakan, interaksi antara Rania dan Ilhan maupun Hyung Geun akhirnya berlangsung secara cukup intim, meski berlangsung tanpa persentuhan. Hasilnya, adalah sebuah cerita cinta yang santun, namun tetap manis.
Tak hanya itu, seperti film-film religi berlatar luar negeri yang ia arahkan sebelumnya, Guntur Soeharjanto kembali menghadirkan cuplikan kehidupan muslim di negara orang. Melihat sebuah kedai kebab berlabel halal di Korea Selatan maupun wajah-wajah penduduk asli yang berjilbab dalam film ini, mungkin akan menjadi satu kejutan kecil yang menyenangkan buat penonton.
Morgan Oey, makin menunjukkan kematangan dalam berakting lewat film ini. Ia tak kalah saat beradu akting dengan BCL yang merupakan seniornya dalam bidang ini. Meski beberapa kali logat Korea-nya memang sedikit ‘goyang’ di beberapa bagian, namun secara keseluruhan ia mampu membawakan evolusi karakter Hyung Geun dengan cukup baik.
Di luar para pemain utama, ada dua karakter pendukung yang juga mencuri perhatian, yakni Alvin yang dimainkan oleh Ringgo Agus Rahman dan ibu Rania yang diperankan Dewi Yull. Ringgo Agus tampaknya telah menguasai seni menjadi comedic relief. Celetukan dan bahasa tubuh yang ia keluarkan sebagai reaksi dari lawan main, ia keluarkan secara spontan. Tak terasa seperti orang yang tengah menunggu giliran bicara.
Sementara Dewi Yull, tampil sangat kuat sebagai seorang ibu yang lembut sekaligus wanita yang baru saja ditinggal sang suami. Meski banyak adegan yang ia lakoni tanpa dialog, ia mampu menyampaikan emosi yang dirasakan oleh karakternya pada penonton.
Lebaran nanti, Jilbab Traveler, Love Sparks in Korea akan bersaing dengan empat film Indonesia lain yang akan rilis berbarengan. Menjadi yang paling berotot untuk menarik penonton ke bioskop, tentu bukan perkara mudah.
Namun mengingat film religi Indonesia sudah punya pasar sendiri, termasuk rekam jejak kesuksesan film-film sejenis dari sang sutradara, nampaknya Jilbab Traveler, Love Sparks in Korea tak perlu takut untuk tak kebagian penonton.
Simak video beberapa film Indonesia yang menang penghargaan bergengsi dari luar negeri: