Korban Pemerkosaan Lapor KPAI, Gatot Brajamusti Merasa Aneh

Korban pemerkosaan berinisial CT yang diduga dilakukan Gatot Brajamusti melapor ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

oleh Rizky Aditya Saputra diperbarui 15 Sep 2016, 13:40 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2016, 13:40 WIB
20160905-Gatot-Brajamusti-HZ
Tersangka Gatot Brajamusti berada Resmob Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (5/9). kepolisian akan melakukan pemeriksaan terkait dengan penemuan dari 600-an butir peluru. Ada jenis kaliber 9 mili, 32 dan 22 mili. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Korban tindak pemerkosaan berinisial CT yang diduga dilakukan Gatot Brajamusti melapor ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). CT mengadukan perbuatan tak senonoh Gatot Brajamusti ketika dirinya masih berusia 16 tahun.

Akibat terpedaya, CT mengaku tiga kali hamil. Dua di antaranya telah digugurkan atas perintah Gatot Brajamusti. Hal itu membuat pihak Gatot Brajamusti heran. Pasalnya, aduan CT dianggap aneh.

Gatot Brajamusti sesaat setelah dinyatakan kembali menjadi Ketua PARFI di Lombok, Nusa Tenggara Barat. (Liputan6.com/Aditia Saputra)

"Silahkan ke KPAI, walau jadi satu pertanyaan. Kok, sekarang baru muncul? Kemarin-kemarin ke mana, enggak ada tuh," kata tim kuasa hukum Gatot Brajamusti, Suhendra Asido Hutabarat, di Jakarta baru-baru ini.

Setidaknya ada beberapa hal yang mengganjal pihak Gatot Brajamusti. Terutama pengakuan CT yang sudah tiga kali hamil, padahal ia mengaku diperkosa Gatot Brajamusti.

Seorang wanita muda berinisial C melaporkan Aa Gatot Brajamusti terkait dugaan pemerkosaan. (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)

"Ini ngakunya tiga kali hamil. Loh, ini perkosaan atau apa ya? Kok bisa sampai tiga kali hamil. Kan, aneh ya," ungkapnya.

Oleh karena itu, Suhendra meminta supaya CT melakukan tes DNA agar semua tuduhan yang dialamatkan kepada kliennya terang benderang.

"Sekarang setelah kondisinya begini, langsung diserang orang tak bertanggung jawab. Silakan saja dia mau bicara apa, tapi nanti dibuktikan ya. Bahkan kalau mau tes DNA dong, atau memang mau muncul supaya namanya dikenal dan orang-orang banyak tahu saja?" ujar Suhendra Asido Hutabarat keheranan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya