Liputan6.com, Yogyakarta - Sebagai negara yang kaya tradisi, masyarakat Indonesia tentu memiliki ritual khusus dalam menyambut bulan suci Ramadan. Setiap daerah memiliki tradisi khas masing-masing dengan makna tersendiri.
Tradisi jelang Ramadan umumnya sudah dilakukan secara turun-temurun. Hal ini sekaligus menjadi salah satu upaya untuk melestarikan budaya dan adat istiadat. Mengutip dari kemenparekraf.go.id, berikut ragam tradisi menyambut Ramadan di Indonesia:
Advertisement
1. Cucurak, Jawa Barat
Advertisement
Masyarakat Jawa Barat memiliki tradisi khusus dalam menyambut Ramadan, yakni cucuruak. Dalam bahasa Sunda, cucuruak berarti bersenang-senang dan berkumpul bersama keluarga besar.
Baca Juga
Dalam pelaksanaannya, cucuruak tak hanya diisi dengan acara kumpul bersama. Biasanya, juga digelar acara makan bersama dengan beralas daun pisang sambil duduk lesehan.
Menu yang disajikan pun beragam, mulai dari nasi liwet, tempe, ikan asin, sambal, hingga lalapan. Bagi masyarakat setempat, tradisi ini sekaligus menjadi momen silaturahmi dan bersyukur atas segala rezeki yang diberikan Tuhan.
2. Malamang, Sumatra Barat
Selanjutnya ada tradisi malamang yang rutin dilakukan masyarakat Sumatra Barat menjelang Ramadan. Tradisi yang dilakukan dengan membuat makanan tradisional lemang ini memiliki makna rasa kebersamaan di balik kesederhanaan masyarakat Minangkabau.
Â
Marpangir, Sumatra Utara
3. Marpangir, Sumatra Utara
Marpangir adalah tradisi menyambut Ramadan di beberapa daerah di Sumatra Utara. Tradisi ini merupakan tradisi mandi secara tradisional dengan menggunakan dedaunan atau rempah.
Beberapa bahan yang dipilih adalah daun pandan, daun serai, bunga mawar, kenanga, jeruk purut, daun limau, akar wangi, dan bunga pinang sebagai wewangian. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, tradisi marpangir adalah tradisi membersihkan diri sebelum Ramadan.
4. Mattunu Solong, Sulawesi Barat
Mattunu solong adalah sebuah tradisi menyambut Ramadan ala masyarakat Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Tradisi ini dilakukan dengan menyalakan pelita tradisional.
Mereka membuat pelita tradisional dari buah kemiri yang ditumpuk dengan kapuk. Selanjutnya, dililitkan pada potongan bambu.
Pelita tersebut kemudian ditempel di pagar, halaman, anak tangga, pintu masuk, dan dapur. Menurut kepercayaan setempat, tradisi ini bertujuan agar mendapatkan keberkahan dari Sang Pencipta dalam menyambut Ramadan. Tujuan lainnya adalah sebagai doa panjang umur dan kesehatan yang baik agar bisa menunaikan ibadah puasa dengan lancar.Â
5. Megibung, Bali
Umat Muslim di Kabupaten Karangasem, Bali, biasanya akan menggelar tradisi megibung sebelum Ramadan tiba. Tradisi ini dilakukan dengan kegiatan memasak dan makan bersama sambil duduk melingkar.
Penataan makanan pada tradisi ini cukup unik. Nasi diletakkan di wadah yang disebut gibungan, sementara lauknya disajikan di sebuah alas karangan.
6. Meugang, Aceh
Tradisi menyambut Ramadan selanjutnya adalah meugang atau haghi mamagang di Aceh. Tradisi ini sudah dilakukan sejak zaman Kerajaan Aceh Darussalam, atau sudah berlangsung sejak abad ke-14.
Tradisi meugang diisi dengan kegiatan memasak daging sapi, kambing, atau kerbau sehari sebelum Ramadan tiba. Nantinya, olahan daging tersebut akan disantap bersama dengan seluruh anggota keluarga, kerabat, ataupun yatim piatu. Tak hanya menjelang Ramadan, tradisi ini juga dilakukan saat menyambut Idulfitri dan Iduladha.Â
Â
Advertisement
Nyorog, Jakarta
7. Nyorog, Jakarta
Masyarakat Betawi di Jakarta umumnya akan menggelar tradisi nyorog untuk menyambut Ramadan. Tradisi ini adalah kegiatan memberikan bingkisan makanan kepada anggota keluarga yang lebih tua, baik orang tua atau mertua yang sudah berbeda rumah maupun tokoh daerah setempat.Â
Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan. Melalui tradisi ini, masyarakat sekaligus menjalin silaturahmi untuk mempererat tali persaudaraan.
8. Padusan, Yogyakarta
Beberapa daerah di Yogyakarta memiliki tradisi menyambut Ramadan bernama padusan. Dalam bahasa Jawa, padusan diartikan sebagai padus atau mandi.
Padusan adalah tradisi penyucian diri sekaligus pembersihan jiwa dalam menyambut bulan suci Ramadan. Padusan juga bisa diartikan sebagai momen untuk merenung dan introspeksi diri atas kesalahan yang pernah dilakukan.
Penulis: Resla
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)