Liputan6.com, Jakarta Setelah lama ditunggu-tunggu, film 22 Menit akhirnya mulai tayang di bioskop Tanah Air pada 19 Juli kemarin.
Film yang disutradarai oleh Eugene Panji dan Myrna Paramita ini memang terbilang istimewa. Alasan pertama, film 22 Menit diangkat dari kisah nyata Bom Thamrin 2016.
Dalam film ini, seorang polisi bernama Ardi (Ario Bayu) bekerja sama dengan Firman (Ade Firman Hakim), seorang polantas untuk mengamankan warga sipil yang terjebak dalam situasi genting itu, sekaligus meringkus pelaku.
Advertisement
Alasan lain, film 22 Menit juga dikerjakan dengan serius. Banyak cerita menarik di balik produksi film ini.
Apa saja?
Baca Juga
1. Bom Betulan
Hana Malasan, salah satu aktris dalam film ini, menyebutkan bahwa ada bom sungguhan yang diledakkan dalam film ini.
"Karena di film ini dibuat se-real mungkin. Bomnya dibuat sedemikian rupa sehingga meledak, beneran meledak, tapi dengan sangat aman," tutur Hana Malasan saat bertandang ke kantor Liputan6.com, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Advertisement
2. Senjata Sungguhan
Tak hanya bom, senjata yang digunakan Ario Bayu dalam film ini juga asli, bukan tiruan untuk syuting film belaka.
"Semua senjata asli, atribut asli, enggak ada yang palsu. Tapi senjata otomatis udah kita steril," tutur Ario Bayu dalam konferensi pers beberapa waktu lalu di Jakarta.
3. Polisi Main Film
Pihak Kepolisian RI memberikan banyak bantuan dalam produksi film ini. Salah satunya, adalah banyak anggota kepolisian yang terlibat sebagai figuran film ini.
Tak hanya itu, dua petinggi Polri juga ikut berakting di film ini. "Pak Tito (Karnavian) dan Pak Khrisna Murti juga ikut main sebagai cameo di film ini," tutur Ade Firman Hakim.
Advertisement
4. Tutup Jalan Thamrin
Untuk membangun suasana yang semirip mungkin dengan peristiwa aslinya, sang sutradara memilih untuk syuting langsung di tempat kejadian. Mengingat Jalan Thamrin adalah salah satu titik dengan lalu lintas tersibuk di Jakarta, maka satu-satunya cara adalah menutup akses jalan untuk masyarakat umum.
"Jadi ditutup Sabtu jam 6 sampai 4, Minggu jam 11 setelah Car Free Day sampai jam 4. Jadi delapan hari, plus dua hari biasa," kata Ade Firman Hakim.
"Karena itu kalau ada yang bilang 'Kenapa sih, ini yang bikin macet Jakarta ya', kita mohon maaf. Tapi semoga hasilnya bermanfaat untuk semua orang yang menonton," tutur dia menambahkan.