Eksklusif, Wawancara Michelle Yeoh soal Perannya di Crazy Rich Asians

Film Crazy Rich Asians sedang diperbincangkan di media sosial dan media massa Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Sep 2018, 12:00 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2018, 12:00 WIB
Michelle Yeoh dalam Crazy Rich Asians (Sanja Bucko/Warner Bros)
Michelle Yeoh dalam Crazy Rich Asians (Sanja Bucko/Warner Bros)

Liputan6.com, Jakarta Film Crazy Rich Asians sedang diperbincangkan di media sosial dan kalangan penikmat film di Indonesia.

Penyebabnya, tak lain karena sentuhan cerita di Crazy Rich Asians, yakni Rachel Chu yang mendapati kehidupan kekasihnya, Nick Young tidak seperti yang ia duga. Nick berasal dari keluarga tajir melintir asal Singapura.

Rachel memang telah mendapatkan cinta Nick. Tapi tidak dengan ibunya, Eleanor Young. Dalam filmnya, Eleanor adalah sosok yang anggun, dingin, dan ditakuti oleh orang-orang di sekelilingnya. Reputasinya tidak main-main. Bocoran sedikit dari filmnya, ia dan suaminya bisa saja dalam semalam membeli sebuah hotel bintang lima. Setajir itu.

Di tangan Michelle Yeoh, sosok Eleanor Young menjadi sosok yang mencuri perhatian dalam filmnya. Tidak hanya dari kesan pertama yang bikin takut, tapi ternyata di balik itu ada kompleksitas dalam dirinya. 

 

Wawancara Michelle Yeoh

Adegan dalam Crazy Rich Asians (Warner Bros)
Adegan dalam Crazy Rich Asians (Warner Bros)

Seperti dikutip dari KapanLagi.com, Michelle Yeoh bercerita banyak hal mengenai perannya sebagai Eleanor Young, melalui wawancara ekslusif yang dilakukan akhir pekan kemarin. Berikut ini wawancara lengkapnya:

Hai Michelle, terima kasih sudah memberi kami kesempatan untuk wawancara ini. Penonton di Indonesia antusias untuk menonton Crazy Rich Asians. Filmnya baru tayang Rabu (12/9/2018). 

Michelle Yeoh: Ah sudah tayang di Indonesia? 

Tanya: Ya, ini sudah hari keempat tayang di bioskop. Kami belum pernah bertemu tatap muka dengan anda, tapi dari banyak video wawancara di YouTube boleh dikatakan kamu adalah sosok yang ramah dan murah senyum. Nah, ketika memerankan Eleanor Young, anda bisa tampil sangat menakutkan dan mengintimidasi...

Michelle Yeoh: Aha... Tokoh Eleanor Young memang ditulis (oleh Kevin Kwan) sebagai sosok yang mengintimidasi, ia sosok yang kuat bahkan di kalangannya sendiri. Ia sangat dihormati oleh orang di sekitarnya. Mereka bahkan takut kepadanya. Itu disebabkan karena dirinya melambangkan standar yang sangat tinggi, sosok yang ideal. Ia selalu menata perilakunya. Pokoknya ia harus menjadi versi terbaik bagi dirinya sendiri. 

Tapi di balik itu semua, ia juga seorang ibu yang protektif. Boleh dikatakan dia adalah gambaran dari sosok para ibu di dunia ini. Di mana ia bakal melakukan apapun demi anak-anaknya. Terutama, ia ingin memastikan bahwa anak-anaknya bakal bahagia. Memastikan bahwa ia bakal bahagia dengan sosok yang akan menjadi pasangannya.

Tanya: Sulitkah memerankannya? 

Michelle Yeoh: Untungnya aku bisa menjadi "menakutkan" tanpa perlu memperlihatkan kekuatan fisik, atau juga secara verbal dengan memerintah ini dan itu. Dalam hal ini aku berupaya untuk memperlihatkan kekuatan dalam diri serta aura yang pas supaya bisa tersampaikan kepada penonton. 

Aku sudah berlatih bela diri bertahun-tahun, belajar setiap disiplin ilmunya. Belajar untuk mengendalikan postur dan gerakan tubuh. Utamanya, mengekspresikan sorot mata yang mampu berbicara lebih banyak daripada kata-kata.

 

Sosok Menakutkan

Michelle Yeoh dan Henry Golding dalam Crazy Rich Asians (Instagram/ michelleyeoh_official)
Michelle Yeoh dan Henry Golding dalam Crazy Rich Asians (Instagram/ michelleyeoh_official)

Tanya: Dan itu sukses tersampaikan lewat filmnya. Penonton seperti melihat sosok yang menakutkan lewat Eleanor. 

Michelle Yeoh: Hahaha... Tapi tunggu dulu. Eleanor perlu dipahami juga sebagai sosok yang juga penuh kasih. Dia memang mematok standar yang tinggi tapi itu semua dilandasi oleh cintanya. Dia selalu menomorsatukan ibu mertua, suami, dan tentunya Nick, anaknya. Dia bahkan tidak memandang remeh Rachel (kekasih anaknya) yang berasal dari keluarga yang not-so-crazy-rich. Ia hanya khawatir bahwa Rachel yang tumbuh besar di Amerika, tidak memegang prinsip menomorsatukan keluarga seperti dirinya. Ia khawatir bahwa Rachel bakal lebih mementingkan impiannya (atau karirnya) di atas segalanya. Bahkan rela meninggalkan apa pun demi mimpi. Bagi Eleanor, wanita yang pas untuk anaknya adalah wanita yang mampu mendahulukan keluarga daripada mendahulukan kepentingan pribadi. 

Sosok lainnya yang perlu dipahami adalah Astrid. Ia mungkin bakal membuat pria manapun merasa minder. (Red: tonton sendiri dalam filmnya untuk tahu mengapa). Jika memang pria merasa tidak jantan atau cukup baik bagi pasangannya, itu bukan berarti salah wanitanya bukan? Tokoh-tokoh dalam film ini juga menggambarkan persamaan hak, cinta, juga harapan. Sebagai sebuah komedi romantis, film ini mampu memberi pencerahan. 

Tanya: Bicara soal prinsip Eleanor di atas, rasanya kami jadi paham soal adegan Mahjongnya. (Sekali lagi tonton dulu filmnya) 

Michelle Yeoh: Ya betul, Menyentuh kan. Film ini jadi menyentuh karena memang tokoh-tokoh di dalamnya sangat lekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Penonton bisa saja menemukan kemiripan antara tokoh-tokoh di dalamnya dengan kehidupan mereka. "Oh Tuhan, itu aku banget" atau "Ah, dia mirip banget dengan ibuku". Atau bisa saja seorang ibu akan berujar pada anaknya, "nah tuh kan bener apa yang ibu bilang" atau sebaliknya. Semua bakal merasakannya. 

Tanya: Rasa-rasanya Kevin Kwan tak salah pernah berujar bahwa anda adalah satu-satunya aktris yang pas dalam memerankan tokoh Eleanor. 

Michelle Yeoh: Ah aku sungguh tersanjung karenanya. Aku baru tahu ketika bertemu dengannya di lokasi syuting. Dia bercerita kepadaku bahwa ketika ngobrol dengan para produser, dia terus bilang bahwa Eleanor Young adalah Michelle Yeoh. Ia tak masalah meski aku berasal dari Malaysia. 

 

Ketagihan

Crazy Rich Asians (Warner Bros)
Crazy Rich Asians (Warner Bros)

Tanya: Berkat anda, kami jadi ketagihan melihat Eleanor di film-film lanjutannya. 

Michelle Yeoh: Dia tokoh yang menarik dan hebat. Orang takut kepadanya, tapi juga mengharapkan setiap pendapatnya karena memang itu yang terbaik 

Tanya: Omong-omong, dalam film kedua atau ketiga nanti, Eleanor jadi seperti apa ya? 

Michelle Yeoh: Hmmm... aku ingin ada interaksi lebih banyak antara dirinya dengan tokoh-tokoh perempuan. Kamu tahu kan, di Asia anak lelaki lebih diutamakan. Ingin ke depannya akan ada kisah menarik dari sisi anak perempuan. Akan ada banyak tokoh-tokoh wanita yang kuat. Memang ada tradisi yang perlu dijaga, tapi juga bisa diubah. Pokoknya akan ada banyak yang menarik nanti.

Tanya: Reaksi bermunculan soal betapa pasnya representasi orang Asia dalam film ini. Representasi apa yang menurut anda paling memuaskan dalam filmnya? 

Michelle Yeoh: Film ini datang dari kenangan penulisnya yang hidup selama sebelas tahun di Singapura. Jadi, belum dapat merepresentasikan Asia secara menyeluruh. Ada lima puluh lebih negara di Asia. Aku rasa belum ada film yang mampu merepresentasikan Asia seluruhnya. 

Film ini lebih menceritakan seperti apa nikmatnya hidup sebagai orang Asia, dalam hal ini sebagai orang Cina dengan segala tradisi di dalamnya. Film ini lebih pas dikatakan sebagai menu pembuka untuk film-film lain yang bakal merepresentasikan ragam kisah orang Asia. Jadi lebih baik tidak mengkotakkan ragam kisah tersebut dalam satu film ini saja. Film ini bahkan bisa disebut sebagai salah satu kisah cinta universal yang pernah dibuat. Kebetulan saja semua pemerannya adalah orang Asia.

 

Dibandingkan Black Panther

Michelle Yeoh dalam Crazy Rich Asians (Instagram/ michelleyeoh_official)
Michelle Yeoh dalam Crazy Rich Asians (Instagram/ michelleyeoh_official)

Tanya: Apakah pernah terpikir bahwa film ini bakal sesukses ini? Mengingat Crazy Rich Asians dibanding-bandingkan dengan Black Panther?

Michelle Yeoh: Dapatkah kita memprediksi sebuah film sukses? AKu rasa tidak. Jika bisa, maka semua film bisa sukses. Kami hanya berharap bisa menyajikan film yang apik. Kisah yang ditulis sepenuh hati, begitu juga timnya sangat pas. Kita mempersiapkan yang terbaik untuk ini. Kita hanya berharap orang-orang Asia di Amerika menonton ini, karena memang orang Asia paling jarang disorot dan dimunculkan dalam film-filmnya. 

Ini bakal jadi kesempatan untuk berkata "Tidak lagi". Kita ingin kisah-kisah kita disuarakan. Jangan lagi orang Asia jadi semacam stereotip saja dalam sebuah film. Orang Asia bisa saja memerankan Hulk. Ada banyak kisah untuk diceritakan. 

Kali ini Jon M Chu yang punya akar budaya Asia diberi kesempatan untuk menggarapnya secara apik. Ditambah dengan pasar Warner Brothers membuat kesuksesan ini menjadi mungkin. Jujur ya, seminggu sebelum perilisan filmnya, aku tidak bisa tidur. Aku sendiri tidak yakin apakah film ini bisa menjadi seperti Get Out atau Black Panther. 

Dan itu terjawab. Kelahiran Jepang atau Korea sekalipun bisa punya kesempatan sekarang di Amerika Serikat. 

Tanya: Terima kasih Michelle. Kami doakan filmnya bisa sukses di Indonesia. 

Michelle Yeoh: Terima kasih. Sampai jumpa lagi.  

(Reporter: Kapanlagi.com/Mahardi Eka)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya