Liputan6.com, Jakarta - Geliat perfilman Indonesia semakin hari semakin menarik. Berbagai genre baru selain horor terus bermunculan. Kualitas film dan cerita pun terus meningkat. Salah satunya ditunjukkan Himaya Studio melalui film Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi (DMDM).
Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi yang digarap oleh John deRantau, berangkat dari sebuah cerpen terkenal karya Seno Gumira Ajidarma yang ceritanya dinilai berkesan bagi masyarakat. Cerpen ini sempat mencuat karena kisahnya yang mewakili era saat itu, 1990-an.
Advertisement
Baca Juga
Cerita Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi berkisah tentang Sophie, gadis cantik yang tiba-tiba berada di sebuah Kampung Lapak yang dihuni oleh orang-orang yang bertolak belakang dengan sosoknya.
Pemukiman berhimpit yang dihuni oleh multi etnis dari berbagai latar belakang budaya negara ini, seolah merasa sedang diusik sosok “dari luar angkasa” yang tetiba mengobrak-abrik hidup mereka. Terutama kaum wanita di Kampung Lapak.
Film Era Milenial
Kehadiran Sophie yang membutuhkan studi untuk menyelesaikan tesisnya ini rupanya menjadi sumber petaka bagi gerombolan istri. Sosok Sophie yang aduhai adalah “selingan” segar bagi para suami dan laki-laki, baik tua maupun muda.
Sayangnya, di antara mereka mungkin ada yang kebablasan, mungkin juga tidak. Tetapi Sophie sudah keburu menjadi kambing hitam warga. Kehadirannya seketika membuahkan peperangan asumsi yang mana bumbu-bumbu negatif lebih mendominasi situasi.
Himaya Studio tertarik untuk mengangkat kembali cerpen Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi ini ke dalam film di era millenial. Era ketika asumsi masih sering menjadi senjata peperangan baik di dunia nyata maupun dunia maya.
Dalam iklim digital, biasanya kabar-kabar beraroma asumsi yang belum terbukti faktanya ini dikenal dengan hoaks. Kehebohan warga dengan kehadiran Sophie, membuat hidup mereka gunjang-ganjing dan nyaris berubah 180 derajat.
Advertisement
Masih Relevan
Film ini seolah menjadi cermin kebiasaan masyarakat kita yang suka menyalahkan atau mengambinghitamkan sosok baru di dalam lingkungan atas masalah yang dialami dalam hidupnya.
Tidak bisa dipungkiri, hal-hal yang tertulis dalam cerpen karangan Seno Gumira Ajidarma ini bisa dikatakan masih sangat relevan dengan kondisi masyarakat saat ini. Sebagai sutradara, John de Rantau mampu meramu cerpen ini menjadi tontonan yang memberikan “sentilan-sentilan” terhadap kondisi bermasyarakat ini dengan komedi satir.
Selain memiliki komposisi cerita yang kuat, tokoh-tokoh di film ini pun diperankan oleh sederet artis senior seperti Mathias Muchus, YurikePrastika, Yan Widjaya, Inggrid Widjanarko, Anna Tarigan, dan masih banyak lagi. Sementara itu, sosok Sophie diperankan oleh mantan Putri Indonesia 2014, Elvira Devinamira.
Elvira Devinamira merasa bangga dipercaya memainkan karakter Sophie yang kuat dan berkelas. Apalagi debut kemunculannya didampingi oleh artis-artis senior lainnya. Film Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi akan ditayangkan secara serentak di seluruh Indonesia mulai tanggal 18 Juli 2019.