Liputan6.com, Jakarta Setiap orang tentu memiliki cerita tak terlupakan di masa sekolah, termasuk pengalaman dengan guru. Hal ini juga dirasakan oleh bintang film Perempuan Tanah Jahanam, Asmara Abigail.
Bukan kenangan yang menyenangkan, Asmara Abigail memiliki pengalaman kurang baik dengan gurunya saat duduk di bangku SMA. Asmara Abigail mengaku pernah di-bully alias dirundung.
Advertisement
Baca Juga
"Di-bully guru. Tapi di-bully guru lebih ke akademis," cerita Asmara Abigail saat ditemui di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Dibilang Hitam
Selain dirundung karena nilai akademis, Asmara Abigail juga menjadi korban perundungan sejumlah teman karena memiliki kulit yang berwarna gelap.
"Tapi kalau fisik lebih sering di-bully teman. Biasalah dibilang hitam. Dulu aku kurus banget. Jadi sudah kecil banget, kurus, hitam pokoknya buruk rupalah dianggapnya," ungkap Asmara Abigail kepada Showbiz Liputan6.com.
Advertisement
Pengin Cepat Lulus
Ketidaknyamanan itu membuat Asmara Abigail ingin cepat menamatkan sekolah. Ia akhirnya menemukan suasana yang lebih menyenangkan saat menempuh pendidikan di universitas.
"Dari TK sampai SMA di sekolah yang sama. Jadi aku pengin cepat lulus SMA supaya bisa pilih kuliah yang aku mau, jurusan yang aku mau dan bertemu lingkungan baru," ia menyambung.
Â
Bebas Pilih Kuliah
"Orangtua memang membebaskan untuk pilih kuliah dan jurusan sesuai yang aku mau tanpa membatasi. Jadi aku menunggu bisa lulus dan say goodbye," beri tahu Asmara Abigail.
Meski disinggung soal nilai, Asmara Abigail tak merasa down sama sekali. Sebab, ia selalu mendapat masukan yang positif dari keluarga.
Advertisement
Tujuan Baik
Selain itu, Asmara Abigail percaya bahwa guru menyinggung nilai akademis dengan tujuan baik yakni memotivasinya agar belajar lebih giat lagi. Bicara soal sekolah dan cerita guru, kisah para pengajar di dunia pendidikan kerap diusung ke layar lebar.
Film Indonesia pernah menampilkan cerita guru seperti Laskar Pelangi dan Sokola Rimba. Dalam waktu dekat, ada Guru-guru Gokil yang dibintangi Gading Marten dan Dian Sastrowardoyo. Dian tak hanya menjadi pemain. Ia juga bertindak sebagai produser di bawah naungan BASE Entertainment.