Bioskop Jadi Kawasan Wajib Masker Saat New Normal, Ernest Prakasa Ingatkan Ini

Saat fase new normal nanti, bioskop akan menjadi kawasan wajib masker. Ernest Prakasa menyambut baik seraya ingatkan hal ini.

oleh Wayan Diananto diperbarui 09 Jun 2020, 14:20 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2020, 14:20 WIB
[Fimela] Ernest Prakasa
(Bambang E.Ros/Fimela.com)

Liputan6.com, Jakarta Juni 2020, masyarakat Jakarta menjalani PSBB masa transisi. Bulan berikutnya, fase new normal dimulai. Ernest Prakasa mendengar kabar, bioskop akan kembali beroperasi pada Juli 2020. Jaringan bioskop Cinema XXI menyiapkan sejumlah protokol kesehatan.

Pertama, baik petugas bioskop dan pengunjung wajib pakai masker. Kedua, pengukuran suhu tubuh untuk pengunjung dan petugas bioskop. Ketiga, penerapan physical distancing (minimal 1 meter) di seluruh lingkungan bioskop termasuk di dalam studio.

Ernest Prakasa menyambut baik kebijakan ini. Sejumlah pihak mempertanyakan akankah industri film Indonesia bangkit di fase new normal atau semester kedua 2020? Ernest Prakasa mengulas.

Semester Kedua, Wabah Reda?

Bioskop CGV Cinemas. (Foto: Dok. CGV Cinemas)
Bioskop CGV Cinemas. (Foto: Dok. CGV Cinemas)

“Kalau dibilang semester kedua Corona berakhir, semester kedua bulan apa, kan kita belum tahu. Desember juga semester kedua, ya. Saya belum tahu. Feeling sih bulan Juli, gitu ya,” ujar bintang film Ngenest dan Cek Toko Sebelah.

Ayah dua anak ini membayangkan, Juli 2020, orang keluar rumah karena sudah bosan. Perlahan mereka terbiasa dengan gaya hidup new normal. Apakah ini pertanda film Indonesia kembali bersinar dan bioskop ramai lagi? Ernest Prakasa optimistis.

Akankah Film Indonesia Bangkit?

Ernest Prakasa. (Foto: Instagram @ernestprakasa)
Ernest Prakasa. (Foto: Instagram @ernestprakasa)

“Seberapa cepat? Saya bingung, sih kalau ditanya bulan apa bisa bioskop kembali ramai,” ungkapnya saat berbincang dengan Showbiz Liputan6.com via telepon, baru-baru ini. Ernest Prakasa membeberkan saat bioskop dibuka lagi, ada dua kendala.

Pertama, orang masih takut untuk masuk ke tempat umum yang banyak orang. “Selain itu anak-anak, remaja yang notabene kontributor tinggi untuk angka penonton bioskop mungkin masih dilarang sama orangtua. Jangan nonton bioskop dululah,” ia menduga.

Bioskop dan Kebutuhan

Ilustrasi bioskop. (Foto: atas perkenan Deri Irawan Cinema XXI)
Ilustrasi bioskop. (Foto: atas perkenan Deri Irawan Cinema XXI)

Menonton di bioskop bukan kebutuhan primer atau sekunder. “Omong-omong kebutuhan, masuk ke poin kedua. Di tengah pandemi, kondisi ekonomi terganggu. Dengan penghasilan yang terganggu, ekonomi terdampak. Otomatis pengeluaran yang tidak esensial mungkin dikorbankan duluan,” urai Ernest.

Dalam hal ini, menonton ke bioskop. “Jadi, kapan kita bisa kembali normal, mungkin makan waktu cukup lama, walah tak tahu kapan persisnya,” beri tahu dia. 

Efek Domino Covid-19

[Bintang] Ernest Prakasa
Ernest Prakarsa. (Adrian Putra/Bintang.com)

Sutradara Susah Sinyal dan Imperfect mengingatkan, ada banyak stok film Indonesia maupun impor yang mengantre tayang di bioskop usai wabah Covid-19. Ini juga mesti diantisipasi pihak jaringan bioskop.

“Otomatis film-film yang sudah ready tayang jadi numpuk. Efeknya domino. Salah satu dampaknya, dugaan saya, film-film yang berasal dari rumah produksi lebih kecil akan dapat kondisi yang harus menjadi alternatif kedua,” Ernest Prakasa mengakhiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya