Parodi Medley Balada Anak Remaja, Film Pendek Untuk Apresiasi Peran dan Cinta Ibu

Indonesia merayakan Hari Ibu tiap Desember. Balada Anak Remaja, sebuah parodi medley dengan pesan menyentuh hadir di jagat maya.

oleh Wayan Diananto diperbarui 27 Des 2020, 06:30 WIB
Diterbitkan 27 Des 2020, 06:30 WIB
Balada Anak Remaja. (Foto: Dok. YouTube Soundtoloyo)
Balada Anak Remaja. (Foto: Dok. YouTube Soundtoloyo)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia merayakan Hari Ibu tiap Desember. Di era digital, pekerja seni bisa mengenang peran dan cinta ibu dengan beragam cara. Kanal YouTube Soundtoloyo misalnya, merilis Balada Anak Remaja.

Mengusung konsep parody medley cover, film pendek Balada Anak Remaja yang berdurasi 13 menit dan 52 detik menampilkan kisah simpel tentang anak yang bersikap acuh terhadap bahasa kasih ibunda.

Hari Ibu 2020 bisa jadi telah lewat. Yang jelas, mencintai ibu tak hanya tiap 22 Desember. Pesan yang diusung Balada Anak Remaja terasa relevan saat disaksikan di bulan lain. Bukan hanya Desember.

 

Cerita Balada

Adegan Balada Anak Remaja. (Foto: Dok. YouTube Soundtoloyo)
Adegan Balada Anak Remaja. (Foto: Dok. YouTube Soundtoloyo)

Balada Anak Remaja menceritakan Ibu (Noviya S. Guritno) yang membuka usaha menjahit dengan mempekerjakan dua karyawan, yakni Nurmen (Nurmen) dan Dany (Dany Beler).

Pagi itu, Ibu kedatangan Teh Neng (Yessy Argobie) yang mengambil pesanan baju. Tak lama setelahnya, anak Ibu, Ajay (Fajar Nugra) pulang, langsung masuk ke kamar untuk mencari sesuatu.

Mendapati Laci Meja Kosong

Adegan Balada Anak Remaja. (Foto: Dok. YouTube Soundtoloyo)
Adegan Balada Anak Remaja. (Foto: Dok. YouTube Soundtoloyo)

Tidak menemukan apa yang dicari, ia menggeledah ruang kerja ibu dan mengambil uang hasil menjahit baju-baju pesanan Teh Neng. Mendapati laci meja kosong, Ibu hanya bisa menangis.

Ajay pergi bersama rekannya. Di tengah jalan, Ajay memukuli Maul (Chdamul Furqon) yang diduga menaksir gebetannya. Perkelahian ini diketahui warga. Ajay dikerja warga, Maul terkapar di pinggir jalan.

 

Perdebatan Receh

Adegan Balada Anak Remaja. (Foto: Dok. YouTube Soundtoloyo)
Adegan Balada Anak Remaja. (Foto: Dok. YouTube Soundtoloyo)

Babak awal Balada Anak Remaja menampilkan segmen perdebatan receh dua karyawan ibu yang berakhir “zonk” lantaran tak ada yang benar. Hawa komedi menguat ketika kediaman Ibu kedatangan Teh Neng.

Gaya dan celetukan Teh Neng kepada supir (Julfikar Maha Putra), menjadikan opening Balada Anak Remaja segar. Adegan supir membuka pintu depan mobil padahal majikan di jok belakang bikin ngakak.

Tak Ingat Berarti Lupa

Adegan Balada Anak Remaja. (Foto: Dok. YouTube Soundtoloyo)
Adegan Balada Anak Remaja. (Foto: Dok. YouTube Soundtoloyo)

“Pokoknya sekali lagi kamu lupa berarti kamu tidak ingat,” cetus Teh Neng kepada supir. Dialog ini justru paling memorable. Mulanya, kami berharap penokohan Ibu dan Teh Neng digali lebih dalam.

Namun, menit berikutnya Balada Anak Remaja sesuai judulnya memilih fokus pada Ajay, karakter yang sejak awal tak memenangkan hati penonton. Perilakunya hampir di sepanjang film menjengkelkan.

 

Lebih Serius dan Muram

Adegan Balada Anak Remaja. (Foto: Dok. YouTube Soundtoloyo)
Adegan Balada Anak Remaja. (Foto: Dok. YouTube Soundtoloyo)

Sok jago, semau gue, penuh prasangka, dan masa bodoh terhadap kepentingan orang sekitar. Balada Anak Remaja terasa lebih serius juga muram. Lagu-lagu yang ditampilkan merangkum esensi film ini. Yakni, permintaan maaf kepada ibu yang telah berkorban banyak.

Porsi segmen menyanyi lebih dominan dan panjang jika dibandingkan ceritanya sendiri. Padahal, sineas Jui Purwoto telah menyisipkan banyak adegan untuk melanjutkan perjalanan Ajay hingga sampai ke pemahaman akan cinta ibu. 

Ringkas dan Tidak Monoton

Adegan Balada Anak Remaja. (Foto: Dok. YouTube Soundtoloyo)
Adegan Balada Anak Remaja. (Foto: Dok. YouTube Soundtoloyo)

Akhirnya, porsi Balada Anak Remaja bergeser ke medley. Kisah Ibu dan Ajay seperti menyesuaikan dengan pilihan lagu. Dari aspek penuturan, film ini menyampaikan pesan secara ringkas dan tidak monoton.

Adegan digulirkan dalam drama maupun musikal. Maka, ia terasa tidak membosankan. Konsekuensinya ya itu tadi, musik yang dominan membuat beberapa karakter yang menonjol kurang mendapat panggung.

 

Pemain: Noviya S. Guritno, Nurmen, Dany Beler, Yessy Argobie, Fajar Nugra, Chdamul Furqon, Julfikar Maha Putra

Produser: Maulana Azhari

Sutradara: Jui Purwoto

Produksi: Soundtoloyo

Durasi: 13 menit, 52 menit

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya