Arumi Bachsin Bicara Pencegahan Stunting, Ada Banyak Caranya

Salah satu yang dirasakan Arumi Bachsin adalah edukasi gizi sejak dini.

oleh Aditia Saputra diperbarui 15 Apr 2021, 16:22 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2021, 11:10 WIB
[Bintang] Arumi Bachsin
Arumi Bachsin (Adrian Putra/Bintang.com)

Liputan6.com, Jakarta Arumi Bachsin saat ini banyak bicara soal pencegahan stunting. Salah satunya dengan edukasi gizi sejak dini yang harus dilakukan. 

“Intervensi stunting memang harus saat dalam kandungan, namun itu saja sudah telat, momen yang paling tepat adalah ketika remaja, sehingga mereka siap untuk menjadi ibu," kata Arumi Bachsin kepada wartawan, baru-baru ini.

Istri Wagub Jatim Emil Dardak itu mengakui saat ini penyumbang terbesar stunting adalah tingginya pernikahan di usia anak (dini) Oleh karena itu, Dirinya mengingatkan pentingnya edukasi tentang gizi disampaikan secara gamblang.

 

Kasus Stunting 

Bubur Instan
Bubur Instan

Seperti diketahui kasus stunting masih menjadi tantangan besar yang harus dihadapi bangsa Indonesia. Pada tahun 2019, jumlah kasus stunting mencapai angka 27.6 persen. Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak, baik pertumbuhan tubuh maupun otak, akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.  

Angka tersebut tentunya sangat mengkhawatirkan, karena masa depan bangsa berada di tangan 79,55 juta anak Indonesia (BPS, 2019). Sumber daya yang paling berharga bagi suatu negara merupakan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk itu seluruh pihak harus memperhatikan tumbuh kembang anak, mulai sejak dalam kandungan, bayi, hingga mereka memasuki masa emas nya. 

 

Asupan Makanan

Bubur Instan
Bubur Instan

Lalu, apa yang harus dilakukan demi menekan angka stunting ini? Salah satunya yaitu dengan pemberian asupan makanan yang bergizi untuk anak, dimulai dari sarapan. Memberikan sarapan untuk anak juga tidak bisa salah pilih, harus yang bisa membantu melengkapi asupan gizi di pagi hari.  

Pemberian mie instan untuk anak juga sebaiknya dihindari, menurut Dr. Feni Nugraha, MARS, MGz, SpGk, “bahan utama pembuatan mie instan adalah tepung, yang termasuk ke dalam jenis karbohidrat sederhana Jadi susah dicerna, dan bisa merusak usus. Itu sebabnya mie instan gak bisa dikonsumsi berlebihan,”. tuturnya. 

Selain itu, mie instan juga tidak memiliki nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Namun, tak dapat dipungkiri sampai saat ini, masyarakat masih menjadikan mie instan sebagai alternatif makanan yang murah dan praktis untuk meredam lapar dan kesehatan pun terabaikan. Dokter Spesialis Gizi tersebut menghimbau kepada para Ibu agar lebih bijak dan kreatif dalam memilah dan mengolah makanan untuk anak. 

Banyak pilihan makanan instan lain yang lebih sehat, salah satu pilihan tersebut adalah Bubur Instan yang terbuat dari beras asli tentunya lebih mudah dicerna dan lebih sehat disantap setiap hari. Kini Bubur Instan juga memiliki berbagai varian rasa yang tidak kalah dengan mie instan, yaitu Kuah Soto, Kuah Kari, Bubur Ayam, dan Bubur Abon Sapi. 

Bubur instan bisa dikombinasikan dengan bahan makanan sumber protein seperti telur dan sayuran, agar kebutuhan zat gizinya lebih lengkap. Bubur Instan tentu lebih unggul dibandingkan dengan mie instan, karena tidak hanya enak dan mengenyangkan, juga memiliki nutrisi yang baik untuk tubuh kita.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya