Liputan6.com, Jakarta Bola panas menggelinding ke arah Gus Miftah. Baru-baru ini ia dituding menelantarkan orangtuanya yang tinggal di lampung. Ironisnya, yang menuding adalah adiknya sendiri.
Ditemui para jurnalis, Gus Miftah menangkis tudingan ini. Ia mengaku beberapa kali mengajak orangtua menetap di Yogyakarta. Namun ayah ibunya menolak ajakan tersebut.
Advertisement
Baca Juga
“Orangtua saya itu mau saya boyong ke Yogyakarta, enggak mau karena tahu kan, orangtua itu punya sejarah di kampungnya masing-masing. Bapak saya itu orang yang dituakan di kampung itu,” katanya seraya menyebut tudingan adiknya, Miftakhul Khoeron, tidak benar.
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Yang Mengurus Masyarakat
“(Waktu itu, ayah saya menjawab) Nak, kalau (daerah) ini saya tinggalkan, ikut ke Yogyakarta, nanti yang ngurusi masyarakat siapa? Yang ngimamin salat siapa, yang ngajari ngaji siapa?” Gus Miftah menyambung.
Dalam video wawancara yang diunggah kanal YouTube KH Infotainment, Jumat (8/10/2021), Gus Miftah menyebut selama pandemi Covid-19, ia jarang bertemu orangtua.
Advertisement
Tak Bisa Mengontrol
“Memang selama pandemi ini saya larang betul untuk datang ke Jogja karena di perjalanan saya enggak bisa mengontrol. Kadang-kadang saya jemput saja enggak mau,” ia menjelaskan.
Pria bernama asli Miftah Maulana Habiburrahman mengaku jauh di lubuk hatinya ingin memuliakan orangtua. Ia siap membuat kehidupan orangtua lebih mewah dari dirinya sendiri.
Paling Sering Di-Bully
Gara-gara ocehan sang adik, Gus Miftah dirundung warganet. Ia disebut kacang lupa kulit hingga anak durhaka. Merespons perundungan netizen +62, Gus Miftaf santai.
“Begitulah, jadi manusia yang paling sering di-bully di Indonesia ya saya. Saya enggak masalah, yang jelas fakta saja yang menjawab,” beri tahu sahabat Deddy Corbuzier.
Advertisement
Belum Berhasil Membina
Setelahnya, Gus Miftah mengaku gagal membina saudara kandung. “Kalau kemudian di video yang beredar ada adik saya, ya mungkin saya belum berhasil membina adik saya,” ujar Gus Miftah.
“Saya sudah komunikasi lewat keluarga besar, kalau kemudian ada persoalan ya mungkin ada persoalan. Tugas saya sebagai kakak untuk membina adik saya,” ia mengakhiri.