Liputan6.com, Jakarta Setelah lama diam, Ridwan Kamil dan Atalia Praratya berbagi cerita soal anak mereka, Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril yang meninggal dunia di Sungai Aare, Bern, Swiss, 26 Mei 2022.
Gubernur Jawa Barat mengenang momen ketika dikabari pihak otoritas Kota Bern bahwa jenazah Eril ditemukan di Bendung Engehalde pada Rabu, 8 Juni 2022, pagi waktu setempat.
Ridwan Kamil terbang ke Swiss. Di sana, ia dapat dua mukjizat kecil dari Allah. Kali pertama membuka kamar jenazah, ia mendapati petugas medis tidak pakai masker karena jasad Eril tidak bau.
Advertisement
Baca Juga
“Satu, jenazahnya ternyata utuh untuk 14 hari hilang. Saya buka ritsletingnya karena sudah di body bag dari bawah sampai atas. Jadi urutannya dari jempol kaki dulu. Alhamdulillah ada. Lututnya, terus perutnya, jadi lengkap,” katanya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Menangis Sebenarnya
“Dari (kondisi jasad) lengkap saja saya tuh menangis juga sebenarnya. Jadi setengah beku karena saya pegang badannya. Dinginnya tuh menular ke bodi saya menandakan memang dingin sekali,” Ridwan Kamil menyambung.
Melansir dari video interviu di kanal YouTube Mata Najwa, Rabu (6/7/2022), bintang film Dilan 1990 dan Yowis Ben 2 menggambarkan saat ditemukan jenazah Eril menengok ke kanan.
Advertisement
Tengok Kanan
“Posisi wajahnya, saya sudah siap-siap ternyata alhamdulillah tengok kanan kayak tahiyat, salam ke kanan. Biasanya kalau (jenazah) orang hilang itu mulutnya terbuka, ini tertutup rapat. Jadi perfect dari sisi untuk 14 hari,” urainya.
Mukjizat kedua, yakni jenazah Eril wangi. “Wanginya itu seperti daun direbus, ada pepermin, dicium. Itulah harumnya Eril. Dua mukjizat kecil itulah yang membuat… di momen itu saya bahagia,” tutur Ridwan Kamil.
Azan di Telinga Kiri
Ia lantas memandikan dan mengafani jenazah Eril. Meski lega dan bahagia karena jenazah Eril utuh sekaligus wangi, tetap saja Ridwan Kamil tak mampu membendung air mata kala mengazani almarhum.
“Saya azankan di telinga kirinya karena dia tengok kanan. Di momen azan itulah saya enggak bisa menahan emosi… Nangis senangis-nangisnya,” ayah dua anak ini mengakhiri.
Advertisement