Liputan6.com, Jakarta Pro dan Kontra Film Layar Lebar 'NARITI' Romansa Danau Toba di Kota Medan yang membawa budaya Batak. Film ini mengambil cerita dengan latar belakang Romansa Danau Toba, menuai adegan yang sangat aneh sangat tidak terduga.
Diketahui bahwa syuting film layar lebar tersebut ditayangkan dan mengambil lokasi syuting di Danau Toba, Kab.Samosir, Provinsi Sumatera Utara.
Penilaian aneh dikatakan oleh salah salah seorang penonton bernama Jose Sidjabat. Hal tersebut dipertanyakan langsung kepada awak media yang bertugas saat tayang serentak film layar lebar 'Nariti', pada Kamis 3 November 2002 beberapa waktu yang lalu.
Advertisement
Aneh
"Ini sangat aneh dan tabu setau saya, kenapa ini bisa terjadi ya..??, Padahal Rumah Adat Batak Toba khususnya di Bonapasogit, itu sangat sakral dan pantang bagi kita orang Batak!!, Saya pun mengajak kepada para Tokoh Adat Budaya Batak yang ada di seluruh Nusantara untuk menyaksikan langsung kejanggalan di Film Layar Lebar tersebut," ujar Jose baru-baru ini.
Advertisement
Produksi
Film Layar Lebar 'Nariti' Romansa Danau Toba yang diproduksi oleh MRG Film dan Diproduseri oleh Burhanuddin SE dan Ponti Gea, selanjutnya menuai Pro dan Kontra bagi pecinta Film Layar Lebar Indonesia yang kisahnya ingin mengangkat budaya Batak, namun cerita film tersebut terdapat banyak kejanggalan.
Lanjut Kisah Film 'NARITI' ini pun dikatakan memiliki pesan moral yang sangat penting serta menyentuh bagi anak muda Millenial saat ini, dimana kisah film tersebut adalah cinta segitiga yang terlarang. Film Layar lebar 'Nariti' ini dibintangi oleh Zoe Jackson, Sebastian Stell, Paramitha Rusady, dan yang lainnya.
Pro Kontra
Dengan harapan Pro dan Kontra film layar lebar 'Nariti' ini supaya masyarakat khususnya orang Batak dapat betul-betul memahami apa yang sudah diadatkan turun temurun dari nenek moyang terdahulu tentang adat yang mana boleh dilakukan ataupun yang melanggar adat istiadat orang Batak.
Advertisement