Liputan6.com, Jakarta Belanja online telah menjadi gaya hidup masyarakat kekinian apalagi sejak pandemi Covid-19 menerjang. Sejumlah platform e-commerce menggandeng artis hingga selebgram dalam promosi via medsos.
Misalnya, selebgram atau artis terkenal mengunggah video di akun Instagram, pamer isi tas dari bedak hingga produk skincare. Lalu, mengabari netizen di mana mereka membeli produk kecantikan tersebut.
Menggandeng selebritas bukan satu-satunya cara untuk menarik perhatian publik. Hampir semua marketplace menyediakan berbagai cara transaksi, dari rekening bank, pakai kartu kredit hingga COD (cash on delivery).
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya menguntungkan pembeli, marketplace juga bikin happy pelaku bisnis online shop. Baru-baru ini, ada kebijakan bebas fee penjualan untuk seller, artinya semua keuntungan 100 persen masuk ke kantong penjual tanpa potongan.
Ciptakan Ekosistem
Kebijakan ini diterapkan platform Toko360 yang lahir di pengujung 2022 dengan Dennis Adrian sebagai founder. Tak heran harga-harga di sana lebih murah jika dibandingkan toko sebelah.
Lewat pernyataan tertulis yang diterima Showbiz Liputan6.com, pada Sabtu (18/2/2023), Dennis Adrian, menjelaskan pihaknya hadir untuk menciptakan ekosistem jual beli daring yang lebih sehat.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Keamanan dan Kenyamanan
“Toko360 mengedepankan kenyamanan dan keamanan, simplicity, untuk semua pengguna baik penjual, pembeli, maupun dan penyedia layanan pengiriman,” katanya seraya menyorot fenomena fake order.
“Kami menerapkan verifikasi ganda data pembeli dan penjual agar tercipta penjualan daring yang sehat sekaligus mencegah terjadinya fake order atau fake COD,” Dennis Adrian menambahkan.
Kemudahan Teknologi
Seiring kemudahan teknologi serta promosi yang gencar hingga melibatkan selebritas seperti sekarang, aspek keamanan mesti ditingkatkan. Tujuannya, membangun ekosistem yang lebih sehat, aman, dan nyaman.
“Kami siap memberantas jika terindikasi melakukan fraud, fake order atau fake COD baik dari sisi penjual dan pembeli, hingga tahap penyedia layanan pengiriman, yang kerap memanfaatkan celah marketplace maupun ekspedisi itu sendiri,” ia mengakhiri.
Advertisement