Liputan6.com, Beijing - Sebuah tren unik sedang viral di China, di mana sejumlah toko online menjual "tanah bank" yang diklaim berasal dari luar bank-bank besar. Tanah ini disebut-sebut dapat membawa keberuntungan dan kekayaan bagi pembelinya, meskipun tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut.
Harga tanah ini bervariasi, dengan beberapa penjual menawarkan produk seharga 24 yuan (sekitar Rp50 ribu), sementara yang lain mematok harga hingga 888 yuan (sekitar Rp1,9 juta) per bagian.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari laman SCMP, Minggu (9/3/2025), para penjual mengklaim bahwa tanah tersebut diambil dari area hijau di luar bank besar seperti Bank of China, Industrial and Commercial Bank of China, Agricultural Bank of China, China Construction Bank, dan Bank of Communications.
Advertisement
Beberapa juga menyebutkan bahwa tanah itu berasal dari tanaman pot di dalam lobi bank atau bahkan debu dari mesin penghitung uang.
Seorang perwakilan penjual mengatakan bahwa tanah dikumpulkan secara manual di malam hari dari beberapa bank, bukan hanya satu cabang tertentu. Sementara itu, toko lain mengklaim bahwa tanah mereka hanya dikumpulkan pada siang hari, dan ada pula yang mengiklankan produk mereka dengan "tingkat keberhasilan 999.999 persen dalam menghasilkan kekayaan."
Untuk meyakinkan pembeli, beberapa toko online bahkan mengunggah video proses penggalian tanah di sekitar bank.
Dalam salah satu video, seorang pria terlihat memegang wadah berisi tanah di depan sebuah bank dan berteriak, "Bos Liu dari Guangdong, tanahmu sudah siap."
Dalam video lain, seorang pria menyebut nama pembeli sebelum menggunakan sendok untuk memasukkan tanah ke piring emas kecil, yang kemudian ditampilkan dengan label berisi kontak pelanggan.
Potensi Penipuan dan Pelanggaran Hukum
Fenomena ini memicu perdebatan di media sosial China. Beberapa pengguna internet menanggapi dengan humor dan skeptisisme.
"Luar biasa, apa itu tanah bank? Saya bekerja di bank dan harus membawa tanah sendiri dari rumah untuk menanam bunga di kantor," tulis seorang pengguna.
Yang lain berkomentar, "Saya tinggal di sebelah bank, tapi kenapa kekayaan saya tidak bertambah?"
Seorang pengguna lain menyindir, "Tanah bank mungkin tidak asli, tapi 'pajak kebodohan' dari pembeli pasti nyata."
Advertisement
Berpotensi Melanggar Hukum
Meski banyak yang menganggapnya sebagai tren konyol, para ahli hukum mengingatkan bahwa praktik ini bisa dianggap sebagai penipuan jika tanah yang dijual ternyata bukan berasal dari area bank atau jika penjual membuat klaim palsu terkait manfaatnya.
Fu Jian, seorang pengacara dari Zejin Law Firm, mengatakan bahwa konsumen berhak meminta pengembalian uang jika merasa telah ditipu oleh klaim palsu.
Selain itu, menurut Regulasi tentang Pertamanan Kota di China, tidak ada entitas yang diizinkan untuk merusak ruang hijau perkotaan, termasuk menggali tanah di area tersebut. Jika terbukti melanggar aturan ini, para penjual bisa menghadapi konsekuensi hukum.
