Profil Sapardi Djoko Damono yang Jadi Google Doodle Hari Ini, Sang Penyair Hujan Bulan Juni yang Revolusioner

Google merayakan ultah mendiang Sapardi Djoko Damono, penyair yang merevolusi puisi liris di Indonesia. Ada referensi soal Hujan Bulan Juni di dalamnya.

oleh Ratnaning Asih diperbarui 20 Mar 2023, 09:37 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2023, 09:37 WIB
Google Doodle Sapardi Djoko Damono, (Google)
Google Doodle Sapardi Djoko Damono, (Google)

Liputan6.com, Jakarta Hari ulang tahun mendiang Sapardi Djoko Damono dirayakan secara spesial oleh Google. Perusahaan tenologi raksasa dunia ini memberikan kado lewat Doodle, di halaman utama perambannya, pada hari ini, Senin (20/3/2023).

Ditampilkan ilustrasi Sapardi yang sedang memegang payung dan buku. Animasi rintik hujan dalam Google Doodle ini, seakan menyiratkan puisi mahsyurnya, "Hujan Bulan Juni".

“Doodle hari ini merayakan hari ulang tahun Sapardi Djoko Damono, penyair yang merevolusi puisi liris di Indonesia. Damono lahir pada hari ini di Solo, Jawa Tengah, pada 1940,” begitu pernyataan dari Google.

Selanjutnya, disampaikan profil singkat Sapardi Djoko Damono. Disebutkan bahwa sejak kecilnya, pria yang pernah menjadi redaktur majalah sastra Horison ini memang sudah sangat senang membaca. Ia menghabiskan waktunya di perpustakaan, melahap segala buku yang bisa dibaca.

Saat menempuh SMA di Solo, ia mulai mencoba menulis puisi. Setelah meraih gelar dalam jurusan Sastra Inggris dari Universitas Gadjah Mada, ia melanjutkan pendidikan Sastra Indonesia.  

“Saat bekerja sebagai penyiar radio dan asisten teater pada masa ini, ia mulai menggarap puisinya dengan lebih serius.”

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Hujan Bulan Juni oleh Sapardi Djoko Damono

[Bintang] Sapardi Djoko Damono
Preskon film Hujan Bulan Juni (Nurwahyunan/bintang.com)

Buku kumpulan puisinya yang pertama diterbitkan adalah dukaMu abadi, pada 1969. Kala itu, penyair Indonesia lebih memfokuskan karya mereka sebagai cerminan terhadap keadaan sosial di masyarakat. Hal ini berbeda dengan debut kumpulan puisi Sapardi, yang lebih menekankan pada situasi yang dihadapi manusia.

Setelah bukunya ini sukses, ia diangkat menjadi profesor di Universitas Indonesia, dan menerbitkan tiga buku kumpulan puisi lainnya. Tahun 1994, buku kumpulan puisi Hujan Bulan Juni diterbitkan.


Penghargaan dan Pencapaian Karier Sapardi

[Bintang] Sapardi Djoko Damono di Hujan Bulan Juni
Sapardi Djoko Damono. (Nurwahyunan/Bintang.com)

Sepanjang hayatnya, Sapardi telah dianugerahi beragam penghargaan prestisius. Tahun 1986 misalnya, ia menerima  SEA Write Award untuk kategori puisi. Pada tahun 2000-an, ia mendapatkan sejumlah penghargaan bergengsi, termasuk Achmad Bakrie Award untuk Sastra (2003) dan Penghargaan Akademi Jakarta (2012).

Ia juga salah satu pendiri Yayasan Lontar, organisasi nirlaba yang bertujuan untuk mempromosikan sastra dan budaya Indonesia ke dunia. Tak hanya sebagai penulis, ia juga menerjemahkan karya sastra dunia ke dalam bahasa Indonesia, salah satunya yang paling terkenal adalah The Old Man and the Sea dari Ernest Hemingway.


Sapardi Meninggal pada 19 Juli 2020

Sapardi Djoko Damono sudah berpulang untuk selamanya pada 19 Juli 2020, dalam usia 80 tahun. Ia meninggal setelah mengalami penurunan fungsi organ tubuh.

Sapardi memang telah tiada, tapi karyanya tak lekang oleh waktu, dan terus menemukan pembaca dari generasi baru.

Infografis Konser Musik Pilihan 2023 di Indonesia
Infografis Konser Musik Pilihan 2023 di Indonesia.  (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya