Liputan6.com, Jakarta Bulan Ramadhan menjadi momentum yang tepat untuk berbagi dengan sesama. Sebab itu, pesinetron Dini Savitri tidak pikir panjang, saat komunitas Teaching Saturday mengajaknya berbagi keceriaan dengan anak-anak yang terpapar virus HIV.
Menurut Dini Savitri, tak ada alasan untuk tidak ikut terlibat dalam kegiatan bertajuk Ramadhan Cinta. Pemeran Mayang dalam sinetron Ikatan Cinta itu mengaku senang bisa berkumpul bersama anak-anak yang dinilainya sangat spesial.
"Karena waktunya memang ada, kebetulan lagi enggak ada syuting, jadi saya bisa datang," ujar Dini Savitri di Kawasan Benhil, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Advertisement
"Saya memang senang sekali ya, ini pas banget bulannya Ramadhan, kita bisa buka bersama anak-anak spesial ini. Kumpul sama-sama dengan mereka, makan bersama," ungkap Dini menambahkan.
Dini Savitri Ingin Mengedukasi Masyarakat bahwa Anak yang Terpapar HIV Bukan untuk Dijauhi
Lewat acara itu, Dini juga ingin mengedukasi masyarakat bahwa anak yang terpapar virus ini bukan untuk dijauhi. Terutama kepada masyarakat yang belum teredukasi tentang penularan virus HIV/AIDS.
"Karena mereka juga sama seperti kita. Di sini enggak ada diskriminasi. Saya melihat seperti anak sendiri, cucu sendiri. Bedanya ya cuma mereka ada virus aja. Jauhi virusnya bukan orangnya," kata Dini.
Advertisement
Perjuangan Angela Bella Founder Teaching Saturday
Angela Bella, founder Teaching Saturday, mengakui masih ada saja stigma negatif pada anak-anak yang terpapar virus HIV. Bahkan, mereka yang tergabung di Teaching Saturday pun ikut dijauhi karena dianggap terpapar virus yang sama.
"Saya 10 tahun bangun Teaching Saturday jatuh bangun sendirian di mana orang-orang merasa takut. Saya enggak marah dengan mereka," kata Bella.
Dini Savitri Tak Mau Mendiskriminasi Anak Penderita HIV
Dini Savitri dan Bella mengaku akan terus hadir dan berjuang untuk anak-anak spesial itu. Sebab bagi Dini dan Bella, anak-anak itu juga memiliki kesempatan dan harapan yang sama seperti orang-orang pada umumnya.
"Karena mereka luar biasa, mereka sama seperti kita, punya semangat, punya harapan. Jadi kita tidak boleh mendiskriminasi atau membeda-bedakan mereka," pungkas Dini Savitri. (Liputan6.com/M. Altaf Jauhar)
Advertisement