Tak Ada Bukti Telak di Kasus Kopi Sianida Jessica Wongso, Hotman Paris: Kalau di Eropa Tidak Bisa Dihukum Berat

Pengacara kondang Hotman Paris ikut memberi pendapatnya tentang kasus ini setelah kasusnya viral lagi.

oleh Zulfa Ayu Sundari diperbarui 03 Okt 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2023, 18:00 WIB
Kuasa hukum Irjen Teddy Minahasa, Hotman Paris
Hotman Paris (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Kasus kopi sianida terpidana Jessica Wongso dengan korba Mirna Salihin kembali jadi bahan diskusi panas warganet. Ini terjadi setelah film dokumenternya yang berjudul Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso tayang di Netflix dan menempati urutan terpopuler.

Pengacara kondang Hotman Paris ikut memberi pendapatnya tentang kasus ini setelah kasusnya viral lagi. Dia menyorot tentang tidak adanya barang bukti yang terang benderang dalam kasus ini.

"Komentar saya dari dulu tentang kasus itu adalah, tidak diterapkan prinsip harus ada dua alat bukti sebelum seseorang dipidana. Tapi lebih menonjol keyakinan hakim," ungkap sang pengacara dikutip dari Instagramnya, Selasa (3/10/2023).

"Di Eropa juga di Amerika, seseorang tidak bisa divonis hukuman berat seperti ini kalau buktinya masih ragu-ragu. Tidak boleh ada keraguan sedikit pun artinya harus ada bukti telak. Dalam kasus Jessica, bukti itu tidak ada yang telak," sambungnya.

Hotman Paris Hutapea kemudian mempertanyakan cara saksi ahli dalam menganalisa masuknya racun dalam es kopi Vietnam yang dipesan oleh Jessica Wongso untuk Mirna Salihin di kafe Olivier.

Bagaimana Cara Menyimpulkan Waktu Masuknya Racun?

Film Dokumenter Ice Cold Netflix Dirilis, Warganet Percaya Jessica Wongso Tidak Bersalah Karena Ini
Film Dokumenter Ice Cold Netflix Dirilis, Warganet Percaya Jessica Wongso Tidak Bersalah Karena Ini (doc: Netflix)

"Yang jelas, pada waktu ada saksi ahli didatangkan ke persidangan yang memberatkan Jessica, saksi ahli tentang racun tersebut berani mengatakan bahwa racun tersebut diletakkan tanggal sekian, jam sekian. Padahal dia memeriksa kasus tersebut sudah hampir beberapa minggu setelah kematian almarhum," jelasnya.

“Jadi bagaimana mungkin dia tahu jam berapa diletakkan itu racun, hanya Tuhan yang tahu, apakah ada racun dan diletakkan jam berapa. Tapi memang, kesaksiannya itu dibuat sedemikian rupa agar dia mengatakan jam sekian racun tersebut diletakkan, karena memang jam segitu bersamaan dengan Jessica sudah ada di meja. Jadi seolah-olah sudah ada Jessica di TKP saat racun tersebut dimasukkan dalam gelas," imbuhnya.

Hal yang Diprotes Keras Hotman Paris

Meski ada hal yang patut dipertanyakan, pada akhirnya tetap keterangan dari saksi ahli berhasil memengaruhi opini publik soal siapa yang bersalah dalam kasus pembunuhan ini.

“Sehingga orang akan beranggapan satu-satunya yang diduga meletakan adalah Jessica karena jamnya bersamaan. Itu saya protes keras karena tidak mungkin ahli bisa mengetahui jam berapa racun tersebut dimasukkan kalau dia hanya sebagai ahli," tutupnya.

Pendapat Para Warganet

Beragam opini pun memenuhi kolom komentar unggahan Hotman Paris.

"Semoga ada babak baru dalam mengungkap kasus Jessica. Kalau memang bukan Jessica pelakunya semoga ada keadilan hukum untuknya," kata pengguna akun @eddysiswanto.off*****

"Hasil Otopsinya gimana, apa betul dalam tubuh korban ada kandungan sianida yg menyebabkan kematian...?" yang lainnya menambahkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya