Denny JA Perkenalkan 4 Buku Lukisan Artificial Intelligence

Denny JA selalu mengisi waktu luangnya dengan melukis yang menggunakan bantuan Artificial Intelligece (AI)

oleh Hernowo Anggie diperbarui 11 Jan 2024, 10:14 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2024, 19:05 WIB
Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA (Istimewa)
Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Denny JA selalu mengisi waktu luangnya melukis dengan bantuan Artificial Intelligece, juga menulis puisi esai, dan menghidupkan forum spiritualitas antar keyakinan.

Politik praktis membuatnya harus menyempitkan fokus, dengan cara berpikir terukur. Tapi lukisan, puisi dan dunia spiritualitas meluas kembali wawasannya, keluar dari ukuran- ukuran yang baku.

Tak terasa, Denny JA sudah menerbitkan empat buku lukisan AI, dengan total 307 karya. Berbeda dengan karya sebelumnya, di buku lukisan keempat, Denny JA lebih menemukan ciri khas lukisannya.

Tokoh yang dilukisnya, umumnya memiliki telinga yang lebih besar. Telinga yang lebih besar itu simbol harapan sang pelukis.

 

Era Mendengar Lebih Banyak

4 Buku Lukisan Artificial Intelligence
4 Buku Lukisan Artificial Intelligence

"Ini era kita harus mendengar lebih banyak. Itu disimbolkan dengan telinga yang lebih besar dibandingkan ukuran telinga yang biasa," kata Denny JA kepada pewarta di Jakarta, Rabu, 10 Januari 2023.

Denny JA mempelajari karakter pelukis dunia lain. Salah satunya, Margaret Keane, yang dikenal dengan gaya lukisannya yang menampilkan anak-anak dengan mata yang sangat besar, dikenal sebagai "Big Eyes."

 

 

Proses Kreatif

Ciri khas ini muncul dari pengalaman pribadinya dan keinginannya untuk mengekspresikan emosi melalui mata yang ekspresif. Proses kreatifnya melibatkan pengamatan mendalam terhadap ekspresi wajah dan ekspresi emosional anak-anak.

Sementara itu, Fernando Botero dikenal dengan gaya lukisannya yang menggambarkan tubuh manusia dan objek dengan proporsi yang sangat besar dan bulat. Ciri khas ini terinspirasi oleh minatnya terhadap seni Baroque dan Renaissance. Dalam era itu, proporsi yang berlebihan sering digunakan untuk menonjolkan keindahan dan kekuatan visual.

 

Eksplorasi Visual

"Kedua seniman ini menemukan ciri khas mereka melalui eksplorasi visual, pengamatan mendalam, dan keinginan kuat untuk menyampaikan pesan atau emosi tertentu melalui karya seni mereka," Denny JA menjelaskan.

Salah satu contoh terkenal dari Margaret Keane dengan ciri khas adalah lukisan berjudul "The Big Eyes." Karya ini menampilkan seorang anak perempuan dengan mata yang sangat besar, memberikan sentuhan dramatis pada ekspresinya dan memperkuat identitas visual yang menjadi ciri.

Sementara itu, salah satu karya terkenal Fernando Botero adalah lukisan "Mona Lisa, Age 12." Dalam lukisan ini, Botero memberikan interpretasi uniknya terhadap Mona Lisa dengan mengeksagerasi proporsi wajah dan tubuh, menciptakan estetika bulat dan penuh yang menjadi ciri khasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya