Bela Putra Perdana Jadi Bagian dari Project 100 di Bogor, Berkomitmen Sosialisasikan Kebijakan Pemkot kepada Masyarakat

Keikutsertaan Bela Putra Perdana dalam Project 100 berawal dari dirinya yang diinformasikan oleh seorang mentor.

oleh Ruly Riantrisnanto diperbarui 24 Jan 2024, 22:12 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2024, 19:10 WIB
Bela Putra Perdana
Bela Putra Perdana dan Wali Kota Bogor Bima Arya di Project 100 dalam Talks With Leader. (Dok. IST)

Liputan6.com, Jakarta Kota Bogor menjadi saksi atas dedikasi para peserta Project 100 dalam "Talks With Leader". Salah satu peserta yang mencuri perhatian adalah Bela Putra Perdana. Sebanyak 30 peserta Project 100 yang didampingi para mentor, memasuki sesi Talks With Leader bersama Wali Kota Bogor, Bima Arya di Kebun Raya Bogor pada Minggu, 14 Januari lalu.

Project 100 yang berlangsung selama 100 hari ini melibatkan keenam kelompok peserta yang mengeksplor berbagai lokasi di Kota Bogor dan mempresentasikan hasil pemetaan serta ide-ide inovatif mereka. Hari pertama pada kegiatan ini diawali dengan melakukan eksplorasi dan tugas lapangan di pusat Kota Bogor.

Termasuk juga kawasan Suryakancana, Alun-alun Kota Bogor, Lapangan Sempur, dan titik-titik utama transportasi. Di situ, para peserta terlibat dalam mendengarkan perspektif masyarakat, mengumpulkan data lapangan, dan menyusun ide-ide yang kemudian disajikan dalam pemetaan awal.

Kembali pada Bela Putra Perdana, keikutsertaan dalam Project 100 berawal dari dirinya yang diinformasikan oleh mentor bisnisnya. Disampaikan kala itu bahwa sedang ada kegiatan yang berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Bogor. Ia pun disarankan untuk mengikuti project tersebut.

“Saya senang bisa menjadi bagian dari Project 100 ini, karena ini adalah kesempatan untuk melihat lebih dekat perspektif dari Walikota Bogor, kota tempat domisili saya saat ini,” ucap Bela Putra Perdana yang berkontribusi dalam kegiatan dari kolaborasi Pemerintah Kota Bogor (Pemkot) dan Pemimpin.id itu.

Momen yang Paling Berkesan

Project 100
Project 100 dalam Talks With Leader di Kota Bogor. (Dok. IST)

Momen yang paling berkesan bagi Putra sendiri adalah ketika ia dapat turun langsung ke ruang publik dan pasar tradisional. Pemilik usaha Rumah Tempe Indonesia ini juga mendengarkan keluhan serta harapan masyarakat dan para pedagang.

Sementara tantangan terbesarnya, ketika ia harus dengan arif dan bijaksana mendengarkan masukan dari warga yang berseberangan dengan kebijakan pemerintah kota. Di sisi lain, Putra juga memahami bahwa kebijakan yang diambil pemerintah demi kebaikan bersama warga Kota Bogor.

“Memang ada yang secara jangka pendek, kebijakan ini menyulitkan untuk sebagian warga. Tapi, untuk jangka panjang, akan berdampak baik untuk penataan kota ke depannya. Contohnya, perihal penataan ulang pasar di Kota Bogor,” ujar Putra.

 

Memberi Kesempatan Luar Biasa untuk Belajar

Pemilik usaha Rumah Tempe Indonesia ini juga mengungkapkan bahwa Project 100 memberinya kesempatan yang luar biasa untuk belajar dan mengamati kegiatan, serta kebijakan yang diambil oleh Walikota Bima Arya selama 100 hari terakhir masa jabatannya.

Putra menyoroti keberhasilan Bima Arya dalam memberikan perubahan signifikan di Kota Bogor, dan berharap program-program yang telah diterapkan dapat dilanjutkan oleh Wali Kota selanjutnya.

 

Berkomitmen untuk Menginformasikan Setiap Kebijakan

Selain itu, ia juga berkomitmen untuk menginformasikan setiap kebijakan Pemkot Bogor kepada masyarakat. Karena ia menyadari bahwa salah satu masalah utama yang tengah dialami saat ini adalah kurangnya komunikasi yang efektif.

“Pada masa 100 hari terakhir ini, kami juga diberikan tantangan dari Kang Bima untuk membuat sebuah project bermanfaat bagi masyarakat Kota Bogor ke depan. Saya dan tim berharap, dapat membuat sebuah karya yang bisa dimanfaatkan oleh warga Kota Bogor nantinya,” tutup Putra.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya