Produser Film Soekarno Diminta Penuhi 3 Tuntutan Ini

Pendemo anti film Soekarno menuntut tiga hal yang harus dijalankan produser film Soekarno.

oleh Rizky Aditya Saputra diperbarui 17 Des 2013, 15:30 WIB
Diterbitkan 17 Des 2013, 15:30 WIB
hanung-bramentyo-130608c.jpg
Selasa (17/12/2013) siang, Masyarakat Pecinta Bung Karno (MPBK) dan mahasiswa Universitas Bung Karno (UBK) menyambangi kantor PT Tripar Multivision Plus. Kedatangan mereka kali ini untuk menyuarakan aspirasi kepada rumah produksi Multivision Plus agar menarik film Soekarno: Indonesia Merdeka! dari peredaran.

Selama 30 menit, demonstran yang terdiri dari mahasiswa dan ibu-ibu ini menuntut tiga hal penting kepada perusahaan milik Raam Punjabi tersebut.

"Tuntutan kami-kami yang pertama, film Soekarno ditarik dari peredaran. Kemudian Multivision Plus harus meminta maaf kepada bangsa Indonesia, keluarga Bung Karno dan mahasiswa UBK," ujar koordinator aksi, Faren saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (17/12/2013).

Selain itu, puluhan orang ini juga menuntut agar upaya DeSoekarnoisasi yang dilakukan Hanung Bramantyo melalui filmnya segera dihapus. Jika tuntutannya itu tidak dipenuhi maka UMBK dan mahasiswa UBK tak segan mengambil jalan yang lebih keras.

"Sekarang filmnya masih tayang, kalau mau main keras, kami akan menyita baliho atau poster yang ada di bioskop. Masa yang ditayangkan hanya asmara-asmaranya saja. Soekarno itu bukan kayak Presiden SBY yang galau, Soekarno tuh kritis," tukasnya.

Rencananya, Rabu (18/12/2013) rombongan MPBK dan mahasiswa UBK akan ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat untuk kembali berjuang menyetop penayangan film yang diperankan Ario Bayu dan Maudy Koesnaedi tersebut.

"Besok kami akan ada di PN Pusat juga, bersama rekan yang lain. Kami punya taktik berjuang, Multivision ini seperti kebal hukum, yang perlu dikasih tahu lagi adalah semangatnya, Soekarno soalnya dibilang lebay," ujar Marlo Sitompul, anggota MPBK. (fei)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya