Jurus Pemkab Lamongan Cegah Tubuh Kerdil di Kalangan Anak-Anak

Angka kekerdilan di Lamongan terus turun. Meski demikian, Pemerintah Kabupaten Lamongan berupaya untuk menekan angka kekerdilan dengan meluncurkan gerakan makan ikan.

oleh Liputan Enam diperbarui 14 Agu 2019, 20:00 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2019, 20:00 WIB
Fadeli
Fadeli, Bupati Lamongan, dalam acara launching tim Persela, Selasa malam (20/3/2018). (Bola.com/Aditya Wany)

Liputan6.com, Jakarta - Angka kekerdilan di Lamongan terus turun. Meski demikian, Pemerintah Kabupaten Lamongan berupaya untuk menekan angka kekerdilan dengan meluncurkan gerakan makan ikan.

Bupati Lamongan, Fadeli menuturkan, angka kekerdilan di Kabupaten Lamongan mencapai 23 persen, dan turun menjadi 14 persen pada 2018. Angka itu kembali turun menjadi sembilan persen pada awal 2019. Meski angka turun, ia menuturkan, hingga saat ini masih ada yang mengalami kekerdilan. Padahal Lamongan, salah satu penghasil ikan terbesar di Jawa Timur.

Produksi ikan Lamongan setiap tahun tidak kurang dari 130 ribu ton. Namun, angka konsumsi ikan masih 45,82 kilogram per kapita per tahun.

Pihaknya pun menargetkan wilayah setempat bebas kekerdilan pada 2020 dengan mendorong masyarakat terutama kalangan anak-anak untuk konsumsi menu makanan berbahan baku ikan.

"Pada akhir tahun 2019 nanti, ditargetkan turun menjadi lima persen, sehingga pada 2020 Lamongan akan zero stunting,” ujar Fadeli seperti dilansir Antara, Rabu (14/8/2019).

Fadeli pun mendorong konsumsi ikan dan kerja sama yang baik antara masyarakat, pemerintah, TP PKK, kader posyandu, dan tim medis, Dengan begitu target bebas kekerdilan akan tercapai pada 2020 di Lamongan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Angka Kekerdilan di Indonesia Mengkhawatirkan

Ilustrasi Ikan
Ilustrasi ikan (dok. Pixabay.com/RitaE/Putu Elmira)

Gerakan makan ikan ini difokuskan di Desa Gagangtingan dan Desa Durikedungjero, Kecamatan Ngimbang. Selain itu, Desa Plososetro dan Desa Paji, Kecamatan Pucuk.

Kepala Dinas Perikanan, Kabupaten Lamongan, M.S Heruwidi menuturkan, beberapa desa itu memiliki angka kekerdilan tertinggi, seperti di Desa Ganggangtingan sebelumnya 37 anak, saat ini turun menjadi delapan anak. Sedangkan di Desa Durikedungjero yang sebelumnya 36 anak, kekerdilan saat ini turun menjadi 10 anak.

Direktur Pemasaran Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Perikanan dan Kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Mahfud menuturkan, angka kekerdilan di Indonesia mengkhawatirkan. Angka kekerdilan mencapai 36 persen.

"Artinya tiap tiga kelahiran ada satu bayi yang stunting (kekerdilan) dan itu sangat mengkhawatirkan," ujar dia.

Salah satu cara mengatasi hal itu, menurut dia dengan mendorong masyarakat mengonsumsi ikan.

Hal ini karena ikan mengandung protein dan omega 3 yang baik untuk mencegah kekerdilan.

"Angka konsumsi ikan di Indonesia masih 50,69 kilogram per kapita per tahun. Ini masih jauh dari Jepang dan Korea yang mencapai 70 kilogram per kapita per tahun,” tutur dia.

 

 

(Wiwin Fitriyani, mahasiswi Universitas Tarumanagara)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya