Stafsus Presiden Lenis Kogoya Minta Mahasiswa Papua Fokus Belajar

Staf Khusus Presiden untuk Papua, Lenis Kogoya menegaskan, mahasiswa dan pelajar asal Papua tidak perlu takut belajar dan menempuh pendidikan di Jawa Timur.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Agu 2019, 00:01 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2019, 00:01 WIB
Kepala Suku Papua Lenis Kagoya
Ketua Lembaga Masyarakat Adat Tanah Papua Lenis Kagoya menggelar konferensi pers terkait kerusuhan di Manokwari, Papua Barat. (Fachrur Rozie/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Staf Khusus Presiden untuk Papua, Lenis Kogoya menegaskan, masalah antara mahasiswa Papua dan kelompok masyarakat di Surabaya serta Malang tidak perlu diperpanjang. Ia juga mendorong Mahasiswa Papua fokus belajar sehingga membangun Papua ke depan.

"Semua persoalan biarlah diselesaikan oleh pihak-pihak yang memiliki kewenangan. Tugas mahasiswa Papua hanya untuk belajar dan setelahnya nanti mampu membangun Papua," ujar dia seperti melansir Antara, Selasa (20/8/2019).

Ia juga meminta mahasiswa dan pelajar asal Papua tidak perlu takut belajar dan menempuh pendidikan di Jawa Timur.

"Tugas mahasiswa di Surabaya dan Malang, serta di seluruh Indonesia adalah belajar. Tidak usah berpikir soal kejadian yang sudah lewat,” kata dia saat pertemuan dengan belasan perwakilan mahasiswa dan pelajar asal Papua di Gedung Negara Grahadi.

Pada kesempatan itu, Lenis juga menyampaikan pesan dari Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) yang mengatakan masalah ini tidak perlu dibesar-besarkan dan mari saling memaafkan.

"Presiden pesan mari kita saling memaafkan bawa dalam doa. Jalan menuju kemajuan Papua satu-satunya adalah pendidikan," kata dia.

Lenis juga mengatakan, saat insiden terjadi di Surabaya, polisi memang mengamankan semua mahasiswa yang ada di asrama ke Mapolrestabes, tetapi langsung dikembalikan ke asrama saat malam itu juga.

"Setahu saya tidak pernah pihak kepolisian menahan anak Papua," ujar dia.

Kedatangan Lenis disambut Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang didampingi Wakil Gubernur Emil Dardak, Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono dan sejumlah kepada OPD di Pemprov Jatim. Sedangkan unsur kepolisian hadir Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan yang ditemani Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugroho.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Mahasiswa Berjuang ke Surabaya untuk Cari Ilmu

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Mahasiswa Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya menceritakan pengalaman untuk menempuh pendidikan di Surabaya, Jawa Timur (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sebelumnya, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya, Lucky Daniel mengatakan, anak-anak Papua datang ke Pulau Jawa bertujuan mencari ilmu.

"Bahkan, mereka rela berjuang menempuh perjalanan yang cukup panjang melewati lautan dan berpisah dengan keluarga tercinta untuk menimbah ilmu," tutur dia, Senin, 19 Agustus 2019.

Dia juga berharap kepada pemerintah maupun civitas akademik Unitomo Surabaya untuk memberikan hak sama sebagai Warga Negara Indonesia (WNI).

"Saudara kami dari Papua datang ke Surabaya mencari ilmu. Mereka juga ingin merasakan ketentraman dan kedamaian, mendapatkan hak yang sama seperti mereka memperlakukan orang non Papua di Papua,” kata dia.

"Kami ingin saudara kita diperlakukan serupa diberikan jaminan keamanan dan kenyamanan di Pulau Jawa khususnya mahasiswa Unitomo baik dari Pemprov Jatim, Pemkot Surabaya saya ingin mereka diberikan jaminan keamanan," ujar dia.

Hal senada juga disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang menuturkan bahwa seluruh mahasiswa Papua yang sedang studi di Jawa Timur, mereka akan terjaga keamanannya dan akan terlindungi.

"Saya berharap bahwa mereka tetap bisa melanjutkan studinya dengan baik," tutur Khofifah di RS Bhayangkara Polda Jatim.

Khofifah Indar Parawansa meminta maaf atas insiden mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang hingga berbuntut panjang dengan adanya aksi Jayapura dan Manokwari.

Khofifah juga menyampaikan, ada informasi yang terkonfirmasi dari sejumlah elemen masyarakat, yang kemudian menimbulkan sensitifitas adalah ada kalimat-kalimat yang kurang sepantasnya itu terucap.

"Saya ingin menyampaikan bahwa itu sifatnya personel, itu tidak mewakili suara masyarakat Jawa Timur," kata Khofifah.

"Oleh karena itu saya ingin menyampaikan permohonan maaf atas nama masyarakat Jawa Timur. Sekali lagi itu tidak mewakili masyarakat Jawa Timur," kata Khofifah.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya