Liputan6.com, Jakarta - Indonesia memiliki banyak kuliner tradisional tersembunyi di dalamnya. Entah itu makanan berat atau pun jajanan sekalipun.
Kuliner ini ada yang muncul dari dalam bangsa, atau yang dibawa pendatang, lalu tersebar di Indonesia. Sayang sekali bila kuliner tradisional tidak dipertahankan.
Selain itu, pada 10 November, Bangsa Indonesia merayakan Hari Pahlawan. Berkaitan dengan hal tersebut kali ini bicara soal kuliner yang kabarnya disebut juga dengan roti zaman perang.
Advertisement
Baca Juga
Salah satu kuliner tradisional di Indonesia adalah Kompia atau kompyang. Kompia adalah salah satu jajanan tradisional Indonesia sejenis roti atau kue. Kabarnya, kompia adalah jajanan khas dari Tionghoa yang populer juga di Indonesia.
Kompia memiliki bentuk seperti roti penutup burger. Bagian atasnya didominasi oleh wijen dan bentuknya bulat. Kompia cocok untuk menjadi pendamping minuman susu seperti kopi, susu, teh dan lain-lain.
Kompia memiliki tekstur yang keras di luar. Untuk itu, akan lebih nikmat bila dipadukan dengan minuman panas. Menlansir informasi akun Instagram @surabayasparkling, kompia atau kompyang adalah roti zaman perang karena sifatnya yang awet dan membuat kenyang.
Bahan dari kompia sendiri sederhana yaitu terdiri atas campuran tepung terigu, garam, gula, dan air. Walau bahannya sederhana, dibutuhkan proses pembuatan yang ulet agar dapat menciptakan jajanan ini.
Hingga saat ini, banyak yang masih membuat kompia dengan cara manual. Bahkan bentuk bulat dari kompia pun bukan dari cetakan, melainkan dibentuk langsung oleh pembuat. Tekstur roti ini juga disebut lebih keras dari Roti Gambang.
(Kezia Priscilla - Mahasiswa UMN)
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
2 Minuman Herbal Buatan Warga Surabaya, Tertarik Coba?
Sebelumnya, menanam tanaman di pekarangan rumah dapat memberikan banyak keuntungan. Selain membuat lingkungan semakin asri, beberapa tanaman juga bisa jadi sumber penghasilan. Itulah yang dilakukan sebagian warga di Surabaya, Jawa Timur.
Terdapat warga di beberapa kelurahan Surabaya, Jawa Timur yang menanam tanaman. Tanaman itu mereka olah menjadi suatu produk untuk dijual.
Tak hanya menyehatkan dompet, tanaman yang ditanam ini juga bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Hal ini disebabkan, warga di Kelurahan Bulakbanteng dan Bulak ini memilih untuk menanam tanaman herbal. Tanaman herbal itu kemudian warga olah menjadi minuman yang bisa dikonsumsi. Berikut dua minuman herbal produk warga Surabaya:
1. Teh Bawang Dayak
Salah satu bahan yang sering digunakan untuk obat atau herbal adalah Bawang Dayak. Banyak orang yang belum mengenal jenis bawang satu ini.
Warga RT 10 RW 5 Kelurahan Bulakbanteng menjadikan tanaman ini sebagai salah satu komoditas herbal mereka. Warga di sana menanamkan Bawang Dayak di pekarangannya. Kemudian tanaman tersebut dikeringkan untuk diminum layaknya teh.
Melansir informasi dari Instagram Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Eri Cahyadi, dalam satu bulan, warga di sini rata-rata memproduksi 30 sachet Bawang Dayak. Dalam setiap sachet dibutuhkan 250 gram bawang. 90 persen warga berpartisipasi dalam mengolah tanaman ini.
Bawang Dayak memiliki banyak manfaat untuk tubuh. Senyawa asilin yang terdapat dalam Bawang Dayak terbukti dapat menurunkan tekanan darah.
Selain itu, tanaman ini juga mampu mengobati diabetes. Hal ini dipengaruhi dari kandungan berbagai senyawa seperti flavonoid, glikosida, alkaloid dan saponin yang dapat menurunkan kadar gula darah.
Tak hanya itu, Bawang Dayak juga terbukti dapat mengobati berbagai penyakit berat. Bawang Dayak memiliki senyawa yang membuat mati sel kanker. Penyakit jantung juga dicegah dengan senyawa fenolik dalam Bawang Dayak.
Advertisement
Minuman Berbahan Rosella
Beralih ke RT 5 RW 2 Bulak, di sana warganya juga menanam tumbuhan yang banyak manfaat untuk tubuh. Tumbuhan tersebut adalah Rosella.
Rosella memiliki nama latin Hibiscus sabdariffa. Rosella adalah tumbuhan sejenis perdu yang bisa tumbuh hingga 3-5 meter dan dapat bertumbuh dengan baik di daerah tropis. Oleh sebab itu, tak heran warga Surabaya membudiyakan tanaman ini.
Masih melansir dari akun Instagram @ericahyadi_ 80 persen warga Bulak telah menanam Rosella. Tanaman ini kemudian diolah menjadi produk minuman sehat bernama Sinorella (Sinom Bunga Rosella).
Dalam satu bulan, warga ini dapat memproduksi minimal 50 botol Sinorella. Dibutuhkan 200 gram untuk membuat 50 botol Sinorella. Minuman ini menjadi pemasukan tersendiri untuk warga setempat.
Rosella memiliki khasiat untuk kesehatan tubuh. Rosella mampu mengurangi kolesterol, gula darah, dan asam urat dalam tubuh. Banyaknya vitamin C dalam Rosella juga dapat melancarkan metabolisme dalam tubuh serta mengencangkan kulit.