Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Kota Surabaya memasang CCTV untuk mengantisipasi tawuran dan aksi kriminalitas. Pemasangan CCTV diharapkan dapat memonitor detail.
"Kami sudah uji coba. Gerak gerik yang terpantau, terkoneksi dengan data base kependudukan,” ujar Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma), Kamis, 19 Desember 2019.
Pada 2019, terdapat CCTV yang bisa menangkap dengan jelas obyek yang terpantau. CCTV tersebut dipasang di sejumlah wilayah. Pemerintah Kota Surabaya bekerjasama dengan kepolisian dalam menindak atas pelanggaran yang tertangkap kamera.
Advertisement
Sebelumnya, Risma mengumpulkan sebanyak 101 anak yang terlibat kasus tawuran, minuman keras, bolos sekolah, balap liar, hingga putus sekolah didampingi para orangtua. Para anak tersebut diberi pengarahan di Lantai 4 Gedung Siola, Kamis pekan ini.
Baca Juga
Sebelum memberikan nasihat, Risma meminta anak-anak yang bermasalah tersebut dibagi dalam dua kelompok yakni yang terlibat kenakalan dan putus sekolah. Terhadap anak yang putus sekolah, mereka diminta menulis di secarik kertas alasan tak sekolah, dan kegiatannya selama putus sekolah, sekaligus menyertakan nama dan alamat rumah.
Setelah itu, Risma bertanya ke satu per satu anak yang terlibat tawuran. Ia kaget, karena dari sekian anak yang terlibat tawuran, beberapa di antaranya perempuan. “Anak-anakku, sekarang ibu tanya kenapa terlibat tawuran. Apakah kalian merasa jagoan, seperti transformer?,” ujar RIsma.
Risma prihatin dengan perilaku anak-anak yang terlibat kenakalan ini. Di hadapan anak-anak, ia menuturkan, orangtua telah bersusah payah mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan sekolah. Namun, ternyata perilaku anak-anak tersebut justru mengecewakan.
"Betapa susahnya orang tua kalian mencari uang, mengumpulkan sepuluh ribu, dua puluh ribu. Agar kalian bisa merubah nasib keluarga. Tapi apa yang kalian lakukan? Kalian sia-siakan kepercayaan orang tua,” ujar dia.
Perempuan pertama yang menjabat Wali Kota Surabaya ini mengingatkan, bahwa aksi tawuran bisa berdampak pada masalah hukum. Ia menceritakan, banyak anak-anak akibat kenakalannya terjerat masalah hukum. “Coba itu kalian pikirkan tidak? Kalau sudah begitu yang susah siapa. Pasti orang tua juga,” tutur dia.
Risma meminta agar tidak mengulangi aksi tawuran. Ia menegaskan, akan menyerahkan ke aparat penegak hukum, jika perkelahian masih saja terjadi. Namun, saat ia bertanya kepada orangtua, bagaimana perasaannya atas perilaku anak-anak mereka, beberapa anak justru terdengar tertawa. Sontak, hal itu menyulut emosi Wali Kota.
"Orangtua kalian tertawakan. Kalian pikir kalian siapa mentertawakan orang tua kalian. Kalian enggak punya hati, sudah berani sama orangtua. Orangtua sudah membesarkanmu dengan susah payah,” kata dia