Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan, pihaknya sangat mendukung upaya sejumlah elemen dan organisasi sosial kemasyarakatan untuk mewujudkan Indonesia bebas gizi buruk.
Orang nomor satu di Jawa Timur itu mengatakan, edukasi untuk mengantisipasi gizi buruk harus terus berjalan. Hal tersebut disampaikan saat dirinya mengunjungi Jakarta, Rabu, 22 Januari 2020.
"Yang penting edukasi ini sudah berjalan," ujar Khofifah Indar Parawansa, dilansir dari Antara.
Advertisement
Mantan Menteri Sosial itu, salah satunya menerima audiensi dari Yayasan Abhipraya Cendikia Indonesia (YAICI) terkait advokasi mengenai susu kental manis yang berlangsung di Badan Penghubung Daerah Provinsi Jawa Timur di Jalan Pasuruan, Menteng, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Baca Juga
Di tengah-tengah kesibukan roadshow-nya dalam kunjungan ke Jakarta untuk sinergi proyek Perpres 80/2019 dengan berbagai instansi/lembaga kementerian dalam RPJM 2020, Khofifah mengapresiasi apa yang telah berjalan dan dilakukan Yayasan Abhipraya Cendikia Indonesia bersama Muslimat NU dalam mengedukasi masyarakat perihal cara penggunaan susu kental manis yang benar untuk menekan potensi gizi buruk.
Sementara itu, Ketua Harian Yayasan Abhipraya Cendika Indonesia (YAICI) Arif Hidayat mengatakan, terjadi mispersepsi atau kesalahan pandangan masyarakat terhadap susu kental manis yang kemudian dianggap sebagai minuman yang bergizi tinggi.
Ini mispersepsi yang terjadi di masyarakat, yang beranggapan susu kental manis adalah minuman susu. Padahal kenyataannya, kandungan protein dalam susu sangat sedikit. "Justru kandungan gula di dalamnya mencapai lebih dari 50 persen," ujar Arif.
Susu kental manis, lanjut Arif, dianggap sebagai minuman susu yang bisa dikonsumsi setiap hari, padahal sejatinya adalah pelengkap makanan.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Kental Manis Tidak Serta dengan UHT
Ia juga menceritakan di wilayah Madura ada budaya anak diberi susu kental manis karena merupakan minuman mewah. Padahal telah keluar surat edaran dari BPOM susu kental manis bukan produk susu bahkan berpotensi mengakibatkan obesitas dan penyakit diabetes.
"Karena selama ini masih ada celah dalam hal pengawasan. Ada di beberapa supermarket disuplai susu kental manis disetarakan dengan susu UHT," lanjut Arif.
Pihaknya juga kerap kali mengadakan edukasi mengenai cara penggunaan susu kental manis yang benar di berbagai daerah, yaitu sebagai tambahan dalam makanan.
Tahun ini juga YAICI akan melanjutkan sosialisasi di lima wilayah di Indonesia yaitu Yogyakarta, Medan, Kendari, Sorong, dan Indramayu.
"Sosialisasi ini berdasarkan survei yang masuk dengan tingkat gizi buruk yang tinggi," paparnya.
YAICI berharap kerja sama yang sudah terjalin selama tiga tahun bersama Muslimat NU tetap terus berjalan. Karena Muslimat NU punya kader yang solid untuk menyebarkan informasi guna mengedukasi masyarakat.
Advertisement