Ratusan Hektar Sawah di Magetan Terserang Hama Tikus

Terdapat sembilan titik di Kecamatan Kartoharjo yang diserang hama tikus, menyikapi hal itu DTPHPKP melakukan sejumlah tindakan pembasmian hama tersebut.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Jan 2020, 09:00 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2020, 09:00 WIB
ilustrasi tikus
ilustrasi tikus (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Hama tikus menyerang ratusan hektare lahan padi sawah di sejumlah wilayah di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, hingga meresahkan petani karena berimbas pada ancaman gagal panen dan kerugian.

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan dan Ketahanan Pangan (DTPHPKP) Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Sumarno mengatakan, hama tikus menyerang sembilan desa di Kabupaten Magetan dengan luas mencapai 455 hektare, Kamis, 23 Januari 2020.

"Wilayah sembilan desa yang terserang hama tikus tersebut semuanya ada di Kecamatan Kartoharjo," ujar Sumarno kepada wartaawan di Magetan, dilansir dari Antara.

Menyikapi kondisi tersebut, DTPHPKP Kabupaten Magetan melakukan sejumlah langkah pengendalian dan pemberantasan hama tikus. Di antaranya, pengadaan emposan tikus dan pembagian racun tikus kepada petani. Selain itu, pihaknya juga akan melakukan "gropyokan" (kejar dan bunuh) tikus secara serentak.

"Gropyokan harus serentak atau bersama-sama. Kalau dilakukan sendiri-sendiri kurang efektif. Tikus bisa memiliki ruang untuk kabur ke daerah yang tidak dilakukan gropyokan," katanya di Magetan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Cara Basmi Manual

Selain itu, petani juga menggunakan cara manual lainnya, seperti dengan membakar lubang yang menjadi sarang tikus. Meski demikian, hama tikus belum dapat dibasmi sepenuhnya.

Hama tikus tersebut biasanya menyerang tanaman padi yang baru saja ditanam. Yakni di usia sekitar 10 hingga 15 hari setelah tanam.

Sulitnya pembasmian hama tikus membuat petani di wilayah Kartoharjo resah. Sebab, kondisi tersebut dipastikan akan membuat hasil panen menurun.

Selain itu, tanaman yang dimakan tikus dipastikan akan mati, sehingga petani terpaksa melakukan penanaman bibit ulang. Hal itu membuat biaya operasional untuk bibit, pupuk, air, dan tenaga tanam membengkak.

Diharapkan, hama tikus dapat segera diatasi, sehingga tidak meresahkan para petani. Serangan hama tikus juga melanda sejumlah wilayah sekitar, yakni di Kabupaten Madiun dan Ngawi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya