UINSA Surabaya Tegaskan Kuliah Tetap Berjalan dengan Metode Beda

Rektor Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya menyatakan, kalau kuliah tidak diliburkan tetapi hanya mengganti metode kuliah yang sebelumnya di kelas kini melalui media lainnya.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 14 Mar 2020, 20:49 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2020, 20:49 WIB
Ilustrasi e-Learning, online course, kelas belajar online
Ilustrasi e-Learning, online course, kelas belajar online. Kredit: Mohamed Hassan via Pixabay

Liputan6.com, Surabaya - Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya mengeluarkan surat edaran kewaspadaan penyebaran virus Corona atau COVID-19. 

Untuk mencegah penularan UINSA meniadakan kuliah dalam kelas. Keputusan ini tertuang dalam Surat Edaran yang ditandangani langsung Rektor UINSA Surabaya Prof. Masdar Hilmy. 

Edaran ini sekaligus menginstruksikan pada Dekan dan Direktur Pascasarjana untuk meniadakan perkuliahan di dalam kelas pada 16 hingga 20 Maret 2020.

"Betul menindaklanjuti adanya imbauan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan dan juga edaran-edaran yang dibuat masing-masing instansi," kata Masdar, Sabtu (14/3/2020).

Dari edaran ini, Masdar menegaskan jika perkuliahan tidak diliburkan. Namun, hanya mengganti metode kuliah yang sebelumnya di dalam kelas, kini melalui media lainnya.

"Untuk mencegah juga, tapi jangan disalahpahami ini bukan meliburkan, tapi pengalihan. Nanti pembelajaran melalui komunikasi dari atau melalui penugasan terstruktur. Berlaku di semua fakultas dan semua prodi jurusan," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Dinas Pendidikan Jatim Imbau Sekolah Tak Gelar Pertukaran Pelajar

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur (Jatim), Wahid Wahyudi mengimbau sekolah untuk tidak melakukan kegiatan student exchange (pertukaran pelajar) ke berbagai negara untuk sementara waktu. Hal ini sebagai pencegahan penyebaran virus corona atau COVID-19 di Indonesia khususnya Jawa Timur.  

"Sementara saya meminta kepala sekolah tidak melakukan student exchange ke berbagai negara yang sudah dikatakan darurat nasional Korona," tutur dia, Sabtu, 14 Maret 2020.

Imbauan ini terkait dengan program  kepulangan siswa program student exchange yang dilakukan sejumlah sekolah ke Eropa. Di antaranya SMAN 2 Surabaya, 14 siswa, SMAN 10 Surabaya, 1 siswa dan SMAN 8 Malang, 1 siswa. 

Terkait hal itu, Wahid pun telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim untuk mengetahui kesehatan belasan siswa usai berkunjung ke Eropa.  

"Saya sudah melakukan koordinasi dengan Dinkes Jatim mereka dalam kondisi sehat.  Tapi untuk angka keamanannya siswa yang datang dari Eropa termasuk kepala sekolah, saya minta untuk tidak masuk sekolah dulu sampai tanggal 24. Jadi dia datang tanggal 10 baru datang,  dan tanggal 25 mereka baru bisa masuk," kata dia. 

Terkait sistem pembelajaran, pihaknya meminta para guru mata pelajaran untuk menerapkan sistem daring melalui aplikasi whatsapp ataupun email. 

"Siswa tetap mengikuti proses belajar mengajar seperti biasa dengan memanfaatkan teknologi informasi. Baik melalui wa atau email. Begitupun para guru mata pelajaran tetap memberikan pembelajaran dengan sistem daring. Termasuk juga kepala sekolah tetap melakukan tugasnya dengan sistem daring juga," tutur dia.

Wahid juga menegaskan hingga saat ini pihaknya belum mendapat instruksi dari Gubernur Jatim, Khofifah Indar Prawansah tentang libur sekolah dalam mengantisipasi penyebaran corona atau COVID-19.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya