Pasien Rujukan COVID-19 Membeludak di RSUD dr Soetomo, Ini Respons Khofifah

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa angkat bicara dan menegaskan tentang pentingnya menjaga tata krama dan mematuhi mekanisme rujukan sesuai regulasi.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 18 Mei 2020, 11:40 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2020, 11:39 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Sebanyak 35 orang pasien rujukan diduga terpapar Corona COVID-19 datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr Soetomo. Sebagian dari mereka dibawa tim KMS 112 (command center Pemkot Surabaya) tanpa komunikasi dengan call center di RSUD dr Soetomo. Pasien tersebut dibawa begitu saja dan ditaruh di IGD, kemudian ditinggal.

Hal tersebut disampaikan oleh Dirut RSUD Dr Soetomo Surabaya, juga menjabat sebagai Ketua Gugus Kuratif Corona COVID-19 Jatim, Joni Wahyuhadi dalam konferensi pers live streaming di Gedung Negara Grahadi Surabaya, ditulis Senin, (18/5/2020). 

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa angkat bicara dan menegaskan tentang pentingnya menjaga tata krama dan mematuhi mekanisme rujukan sesuai regulasi.

"Kalau membawa pasien tidak dikoordinasikan, masing-masing lembaga itu ada komandannya. Masing-masing lembaga punya (aturan) tertib administrasi. Kasihan juga pasien ditaruh kemudian ditinggal," ujar Khofifah.

Khofifah Indar Parawansa meminta kepada setiap tim agar memahami ini. Masing-masing tim menghormati institusi yang punya regulasi tentang sistem rujukan yang juga sudah termuat dalam PM Kesehatan.

"Sehingga tidak mengantar kemudian taruh sana. Ini rumah orang, gitu lho. Ini institusi ada yang memimpin. Ini institusi punya mekanisme. Tolonglah, supaya masing-masing kita saling menjaga, saling mencari solusi dalam situasi seperti ini," ucap Khofifah.

Khofifah juga membacakan aturan yang ada di dalam Peraturan Pemerintah 21/2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, terutama soal koordinasi antardaerah. "Karena itu, saya ingin mengajak kita semua mari menjaga tata krama kehidupan," ujar Khofifah. 

 

Saksikan Video di Bawah Ini

Penjelasan Dirut RSUD dr Soetomo soal Foto Pengumuman Tak Terima Pasien Positif Corona COVID-19

Khofifah Indar Parawansa-Rumah Sakit Darurat
Khofifah Indar Parawansa-Rumah Sakit Darurat

Sebelumnya, Dirut RSUD Dr Soetomo Surabaya dan sebagai Ketua Gugus Kuratif COVID-19 Jatim, Joni Wahyuhadi angkat bicara terkait foto surat pemberitahuan tidak menerima pasien baru karena masih ada 35 pasien terkonfirmasi positif COVID-19. 

Menurut Joni, tulisan dalam surat pemberitahuan itu sebenarnya dibuat oleh perawat untuk memberitahukan kepada pasien lain, ruangan yang dipakai untuk perawatan sedang dalam penyemprotan disinfektan. Hal ini karena jika tidak disemprot, pasien yang baru masuk dapat terpapar COVID-19.

"Itu terjadi kedatangan pasien-pasien dengan COVID-19 yang cukup banyak, sampai pagi itu tersisa 35 pasien di IGD," ujarnya dalam konferensi pers live streaming di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Minggu malam, 17 Mei 2020.

"Ada yang datang sendiri tapi sebagian dibawa oleh tim KMS itu 112 dibawa kesana, pasien itu tidak ada komunikasi dulu dengan call center di Soetomo sehingga pasiennya dibawa begitu saja terus kemudian ditaruh di IGD terus ditinggal," ia menambahkan. 

Joni melanjutkan, dengan ada penempatan pasien tersebut menyebabkan petugas medis menjadi kerepotan menempatkan pasien COVID-19 agar tidak menularkan ke tempat lain. 

Akan tetapi, ada orang lain yang memotret tulisan tersebut tanpa mengkonfirmasi terlebih dulu kemudian disebar ke media sosial, sehingga terjadi pemahaman yang salah

"Saya tidak tahu siapa yang foto kemudian ngeshare kemana-mana, sampai saya lapor juga ke Gubernur dan dapat WA dari banyak media," ujar dia.

"Dikira rumah sakitnya IGD tutup padahal ini jeda waktu untuk melakukan evakuasi dan disinfeksi ruangannya, karena kalau tidak disinfeksi yang datang belakangnya itu akan ketularan," ucap Joni. 

Joni menyayangkan beredarnya pengumuman tersebut di media sosial dan menyebabkan kegaduhan di masyarakat. Ia mengimbau kepada penyebarnya agar tabayun terlebih dulu sebelum menyebarkannya.

"Siapapun yang ngeshare maksudnya dikaruniai keselamatan, yang kedua mohon kalau ada hal seperti ini, cobalah kalau sebelum dishare itu ditanya kenapa ada tulisan ini," kata dia. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya