Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) berupaya mencegah penyebaran Corona COVID-19 di Surabaya, Jawa Timur. Bahkan ia terjun langsung untuk turut sosialisasikan protokol kesehatan terutama di pasar tradisional.
"Kalau pagi jam 5 keliling pasar, ketika (pasar-red) buka pagi, jaga jarak, ingatkan jaga jarak, tidak boleh bersentuhan, bagaimana cara pegang uang, dan ajarkan ke mereka, mulai jam 5 pagi,” ujar Risma, saat program special Silaturahome, Selasa (26/5/2020).
Risma menuturkan, kondisi Pandemi Corona COVID-19 ini juga membuat dirinya sedih. Apalagi hal itu berdampak terhadap ekonomi dan sosial di masyarakat.
Advertisement
Baca Juga
Ia pun berupaya agar mencegah penyebaran Corona COVID-19 tidak makin meluas. Oleh karena itu, Pemkot Surabaya melakukan penggelompokan atau klaster terkait pasien Corona COVID-19 baik itu orang tanpa gejala (OTG) dan orang dengan risiko (ODR).
Selain itu, Pemkot Surabaya juga gencar untuk menggelar rapid test atau tes cepat dan swab. Risma menuturkan, pihaknya memprioritaskan di wilayah yang banyak pasien terkonfirmasi positif, tempat berkumpul misalkan di pasar. Pihaknya pun melibatkan tokoh masyarakat, pihak RT/RW dan lainnya untuk penanganan Corona COVID-19.
"Prioritas misalkan yang positif banyak, satu kampung itu lakukan rapid test, tempat berkumpul orang di pasar, tetapi kita data, pantau cek alamatnya. Rapid test hasilnya reaktif langsung giring ke hotel, lakukan swab, kalau positif pindah ke rumah sakit. Kalau negatif, stay di rumah, (lakukan karantina-red) 14 hari,” kata dia.
Pemkot Surabaya menggelar tes cepat dan swab massal berdampak terhadap jumlah pasien positif Corona COVID-19. Rapid tes dan swab dilakukan massal ini untuk melacak sehingga dapat memutus rantai penyebaran Corona COVID-19.
“Kita cari, tracing, rapid test dan swab massal. Kita cari maka rantai itu bisa putus. Lakukan tindakan dan tes. Kalau reaktif rapid test ditempatkan di hotel, dan swab. Positif langsung masukkan rumah sakit, cara kami memotong mata rantai penularan, kita enggak tahu siapa carrier dan yang sudah menderita (COVID-19),” tutur dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kampung Wani Jogo Suroboyo Siap Sambut PSBB Tahap III
Sebelumnya, Kepala Satpol PP Kota Surabaya, Eddy Christijanto mengatakan, pihaknya mensepakati dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo dan Gresik untuk memperpanjang pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Surabaya Raya ke tahap ketiga.
Dia menuturkan, langkah dan upaya yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya adalah dengan membuat atau meningkatkan civil society. Pemkot Surabaya ingin memotivasi dan memberdayakan masyarakat di tingkat RW maupun tingkat kampung.
"Kita hari ini sudah kita sosialisasikan kepada seluruh camat, kepala puskesmas, kapolsek dan danramel yang dipimpin oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Linmas Pak Irvan, untuk pembentukan gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 tingkat RW yang bersama-sama dengan forkopimda kita sebut Kampung Wani Jogo Suroboyo," ujar dia di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin, 25 Mei 2020.
Eddy menyampaikan, kampung tersebut berbasis RW dan libatkan masyarakat serta tokoh masyarakat yang ada di RW, polanya adalah gotong royong dan kemandirian di Surabaya.
"Jadi pintu atau garda terdepan dalam rangkah pemutusan pandemi COVID-19, kita memutuskan adalah ditingkat kampung," ucapnya.
"Ketika kampung itu siap dan bisa meminit warganya baik dari sisi kesehatan, ekonomi dan sosial, kami berpikir InsyAllah dengan ridho Tuhan Yang Maha Esa kita segera bisa memutuskan pandemi COVID-19, khususnya di Surabaya," ia menambahkan.
Advertisement