Cegah Penyebaran COVID-19, Pemprov Jatim Data OPD yang Alami Masalah Kesehatan

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Heru Tjahjono meminta data staf dan pegawai di seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) yang mengalami masalah kesehatan.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jun 2020, 15:30 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2020, 15:30 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim Heru Tjahjono (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi Jawa Timur segera menindaklanjuti seperti test and tracing atau pengujian dan penelusuran di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol). Ini setelah ada seorang staf yang meninggal usai terinfeksi positif COVID-19.

Selain itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Heru Tjahjono meminta data staf dan pegawai di seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) yang mengalami masalah kesehatan.

"Saya minta semua kepala OPD mendata dan hasilnya diserahkan ke gugus tugas untuk ditindaklanjuti," tutur dia ketika dikonfirmasi di Surabaya, Selasa pagi, (16/6/2020), dikutip dari Antara.

Pendataan tersebut menyusul adanya seorang staf berdinas di Bakesbangpol Jatim berinisial DS yang meninggal dunia akibat terjangkit COVID-19.

Staf berusia 52 tahun yang bertugas di bidang integrasi bangsa tersebut dinyatakan positif COVID-19 berdasarkan hasil uji usap (swab) yang keluar pada 12 Juni lalu. Sekdaprov berharap tak ada lagi pegawai yang tertular COVID-19 atau diminimalkan kejadiannya dengan upaya penerapan protokol kesehatan sehingga terbebas dari ancaman virus.

Khusus ke Bakesbangpol Jatim, ia menegaskan segera dilakukan tindak lanjut, seperti test and tracing (pengujian dan penelusuran), kemudian dilakukan sesuai prosedur bagi yang mengalami gejala atau masalah di kesehatannya.

"Adanya pegawai yang meninggal dunia menjadi pelajaran bagi semuanya. Hari ini kami akan rapat virtual bersama kepala OPD. Ini sesuai arahan Ibu Gubernur, termasuk beberapa kali tes," ucap Heru.

Mantan Bupati Tulungagung tersebut juga memerintahkan Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim dr Kohar Hari Santoso untuk melakukan tracing ke Inspektorat Jatim yang diduga terdapat pegawainya terpapar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Tambahan Kasus Corona COVID-19 di Jatim pada 15 Juni 2020

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Sekda Provinsi Jawa Timur Heru Tjahjono memimpin rapat bersama jajaran Forkopimda Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu untuk penyusunan Perbup dan Perwali sebagai landasaan PSBB. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sementara itu, rincian data per Senin, 15 Juni  malam, di Jatim tambahan kasus COVID-19 di Jatim jumlahnya 292 orang sehingga total keseluruhan mencapai 8.053 orang, kemudian pasien sembuh sampai saat ini sebanyak 2.317 orang (tambahan 71 orang), serta pasien meninggal dunia 638 orang (tambahan 21 orang).

Lalu, untuk warga yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) jumlahnya 8.352 orang, orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 26.474 orang serta orang tanpa gejala (OTG) mencapai 24.359 orang.

Sekdaprov Jatim Benarkan Satu Pegawai Bakesbangpol Tutup Usia karena COVID-19

Sebelumnya, Sekdaprov Jatim, Heru Tjahjono membenarkan tentang ada satu pegawai Bakesbangpol Jawa Timur yang meninggal dunia setelah terpapar COVID-19. 

Dari data yang didapat, pegawai tersebut berinisial DS (52) yang berdinas di Bidang integrasi bangsa Bakesbangpol Jatim, meninggal akibat COVID-19 setelah mendapat perawatan di RSUD Sidoarjo.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang mengetahui kabar tersebut bakal menggelar rapat virtual bersama seluruh kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk memeriksa kondisi pegawai di masing-masing OPD pada Selasa, 16 Juni 2020.

"Kita mendata apakah ada yang gejala batuk dan sebagainya, apabila ada hal-hal yang menunjukkan gejala klinis nanti tim tracing akan menindaklanjutinya dengan test dan tracing (penelusuran)," ujar Heru dalam konferensi pers live streaming di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin malam, 15 Juni 2020.

Diharapkan dari rapat virtual tersebut masing-masing OPD bisa melaporkan data pegawainya. "Kalau untuk kepala OPD sudah dilakukan swab dua sampai tiga kali. Dua minggu lagi akan dilakukan swab ulang," ucap Heru. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya