IDI Jatim Dorong Tes Masif untuk Tekan Penyebaran COVID-19

Total pasien positif Corona COVID-19 mencapai 12.681 orang hingga Kamis, 2 Juli 2020 di Jawa Timur.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Jul 2020, 13:49 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2020, 13:48 WIB
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19.
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Jawa Timur dapat menekan penyebaran Corona COVID-19 dalam dua pekan. Jokowi menyampaikan hal itu saat melakukan kunjungan kerja pada Kamis, 25 Juni 2020.

Hingga hari kedelapan permintaan tersebut, pasien positif Corona COVID-19 masih menunjukkan kenaikan di Jawa Timur. Tercatat ada tambahan pasien baru terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 313 orang pada Kamis, 2 Juli 2020.

Dengan tambahan pasien baru itu, total pasien positif Corona COVID-19 mencapai 12.681 orang hingga Kamis, 2 Juli 2020 di Jawa Timur.

Sejumlah wilayah di Jawa Timur ditemui pasien Corona COVID-19 terbanyak antara lain di Surabaya dengan 6.099 orang, Kabupaten Sidoarjo sebanyak 1.704 orang, Kabupaten Gresik sebanyak 745 orang, Kabupaten Pasuruan sebanyak 343 orang dan Kabupaten Jombang sebanyak 281 orang.

Sementara itu, pasien sembuh bertambah 247 orang pada Kamis, 2 Juli 2020. Dengan demikian, total pasien sembuh menjadi 4.638 orang. Di satu sisi, pasien meninggal karena Corona COVID-19 bertambah 21 orang sehingga menjadi 971 orang.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur dr Sutrisno SpOG menuturkan, di Jawa Timur ditemui kasus konfirmasi, pasien sakit dan angka kematian yang tinggi karena Corona COVID-19. Ia menuturkan, angka kematian harus ditekan, dan kesembuhan ditingkatkan dalam penanganan COVID-19.

 Oleh karena itu, Sutrisno mengusulkan, warga terkonfirmasi positif COVID-19 untuk segera diisolasi sehingga penularan COVID-19 tidak terjadi. Sutrisno menambahkan, isolasi juga harus diawasi selama dua minggu oleh tim yang ada tetangga, petugas agar isolasi berjalan baik.  Kemudian pasien alami sakit dirawat di rumah sakit. Sutrisno pun mendorong agar tes masif dilakukan.

“Dibandingkan negara lain, kita masih rendah. Testing masif harus dilakukan untuk menemukan kasus,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Jumat (3/7/2020).

Ia menambahkan, tracing atau pelacakan juga harus dilakukan baik. “Harus ditracing 25 orang yang kontak dengan seseorang terkonfirmasi positif. Itu harus ditracing supaya ketahuan,” kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Tanggung Jawab Bersama

Kelemahan Virus Corona
Ilustrasi Pandemi Covid-19 Credit: pexels.com/cottonbro

Sutrisno mengingatkan untuk menangani COVID-19 tidak bisa sendiri. Penanganan COVID-19, menurut Sutrisno harus dikerjakan semua pihak.

"Ini tanggung jawab bersama, enggak bisa hanya pemerintah tetapi juga masyarakat dan tokoh masyarakat. Masyarakat harus mendukung upaya pemerintah dalam penanganan COVID-19," ujar dia.

Sutrisno pun mengimbau agar masyarakat patuh protokol kesehatan mulai dari memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun untuk menekan COVID-19.

"Kalau Anda ingin baik, sehat, orangtua dan keluarga tolong patuhi protokol kesehatan. Bagi yang memiliki penyakit penyerta harus hati-hati, bayi, dan orangtua harus dilindungi, masyarakat tak boleh egois,” ujar dia.

Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jatim, Prof. Nursalam mendorong juga agar masyarakat disiplin protokol kesehatan. Hal ini untuk membantu tenaga medis.

Selain itu, ia juga mengimbau tenaga kesehatan terutama perawat untuk waspada dan memakai alat pelindung diri (APD) sehingga kurangi risiko. Nursalam menuturkan, tenaga medis seperti perawat juga perlu untuk diperhatikan kebutuhan nutrisi, vitamin, jam kerja, dan APD.

Demikian juga ia mengharapkan agar masyarakat menghapus stigma kepada perawat. Nursalam meminta agar insentif kepada tenaga medis juga dapat diberikan. Ini mengingat beban kerja dan  membantu tenaga medis. Saat ini, Sutrisno mengatakan, pencairan insentif tenaga medis rumit.

"Insentif kepada tenaga medis juga diperhatikan. Ini baru cair 20 persen. Penanganan COVID-19 ini butuh kerja sama, gotong royong, saling bisa membantu," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya