Liputan6.com, Surabaya - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, Suban Wahyudiono mengatakan, berdasarkan analisis Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau sudah mulai terjadi di sejumlah daerah. Puncaknya pada Agustus 2020.
"Juli kemarau baru merata pada 31 Kabupaten/Kota. Sementara itu untuk puncak kemarau terjadi pada Agustus mendatang," ujar Suban, Jumat (10/7/2020).
Ia pun mengaku telah mengantisipasi sejumlah dampak yang akan terjadi pada musim kemarau 2020. Salah satunya kekeringan dan kebakaran lahan.
Advertisement
Baca Juga
Oleh karena itu, kata dia, berbagai langkah mulai jangka panjang, menengah dan pendek disiapkan. Untuk jangka panjang, pihaknya saat ini tengah berupaya menurunkan hotspot atau titik panas. Sedangkan jangka pendek dengan membuat tandon air untuk menjaga suplai.
Droping atau pengiriman air, menurut Suban masih menjadi langkah efektif dalam mengatasi kekeringan saat musim kemarau pada 2020 secara cepat. Sembari terus menyiapkan waduk dan sumur bor sebagai langkah jangka menengah. "Jangka menengahnya yang bisa dilakukan yakni dengan membuat waduk dan membuat sumur bor," terangnya.
Selain menyiapkan langkah jangka pandang, menengah dan pendek, Suban menyebutkan, rapat kordinasi dengan BPBD kabupaten/kota juga terus dilakukan. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
"Pemerintah Provinsi hanya memberi bantuan, sifatnya pendampingan dan mensupport kabupaten/kota. Seharusnya penanganan bencana dilakukan secara pentahelix, bersama-sama dan gotong royong," terangnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
BPBD Jatim 2019
Berdasarkan data BPBD Jatim 2019, setidaknya ada 31 kabupaten/kota, 236 kecamatan, 798 desa dan kelurahan yang terdampak kekeringan.
BPBD Jatim menyalurkan air bersih sebanyak 186.750.000 liter untuk mengatasi kemarau 2019. "Bahkan di 2019 ada tiga Kota yang tidak pernah terdampak kekeringan, tapi malah terdampak. Ketiganya adalah Kota Madiun, Kediri dan Blitar," ujar dia.
Advertisement