BMKG Juanda Prediksi Jatim Bakal Hujan hingga 13 Agustus 2020, Ada Apa?

BMKG Juanda menyebutkan Jawa Timur diguyur hujan cukup merata pada 11 Agustus 2020.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Agu 2020, 13:16 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2020, 12:16 WIB
Ilustrasi – hujan lebat disertai angin kencang rawan terjadi pada musim pancaroba. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi – hujan lebat disertai angin kencang rawan terjadi pada musim pancaroba. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Jakarta - Surabaya, Jawa Timur alami hujan terpantau sedang hingga deras pada Selasa, 11 Agustus 2020.

Saat hujan deras itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) mendatangi bendungan air Jalan Banyu Urip sisi samping fly over Pasar Kembang.

Di lokasi tersebut dilakukan pembersihan saluran air. Demikian mengutip instagram resmi Dinas Perhubungan Surabaya @dishubsurabaya, Rabu (12/8/2020).

Ternyata tidak hanya Surabaya saja yang alami hujan. BMKG Juanda menyebutkan Jawa Timur diguyur hujan cukup merata pada 11 Agustus 2020. Adapun hujan ini terjadi pada puncak musim kemarau pada Agustus 2020.

"Wajar, tidak tiap hari. Ada indikasi gangguan gelombang Rossby di laut Jawa dari 850 mb sampai 200 mb sehingga menyebabkan atmosfer cukup lembab, yang menyebabkan potensi terjadi hujan bertambah besar," ujar Kasi Data dan Informasi BMKG Juanda, Teguh Tri Susanto, saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, Rabu (12/8/2020).

Ia menuturkan, anomali suhu muka laut pada 10 Agustus 2020 di perairan Jawa Timur masih cenderung lebih hangat dari biasanya sehingga uap air di atmosfer juga bertambah. Hal itu mendukung untuk pertumbuhan awan hujan.

"Labilitas udara di wilayah Jawa Timur saat pengamatan udara atas (radiosonde) 11 Agustus 2020 pukul 00.00 UTC terpantau tidak stabil, beberapa indeks stabilitas atmosfer menunjukkan peluang terjadinya hujan dan thunderstorm," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Bakal Berlangsung hingga 13 Agustus 2020

Ilustrasi - Hujan lebat disertai puting beliung di Wangon, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/BPBD BMS/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi - Hujan lebat disertai puting beliung di Wangon, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/BPBD BMS/Muhamad Ridlo)

Ia menambahkan, suhu konvektif juga terpantau rendah sehingga memudahkan terbentuk awan konvektif. Ada pusaran di sebelah barat daya Kalimantan mengakibatkan terbentuknya konvergensi di Jawa Timur. Konversensi mengakibatkan ada pertumbuhan awan konvektif penyebab hujan.

Madden Julian Oscilation (MJO) atau gelombang atmosfer yang bergerak merambat dari barat (Samudera Hindia) ke timur dengan membawa massa udara basah berada pada kuadran 4-5. "Diperkirakan kondisi tersebut masih berlangsung sampai 12-13 Agustus 2020," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya